Lihat ke Halaman Asli

Ter-motivasi

Diperbarui: 13 Juli 2022   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Saya lupa tanggal berapa foto dikirim oleh sepupu dari Jogja tetapi yang pasti  sekitar Bulan September 2021, kebetulan saat itu ayah saya sedang tour ke Brobudur bersama timnya, kelompok tani. 

Usai melihat inbox WA dan mendonloadnya foto di atas, sontak saya keluar air mata, seketika meletakkan laptop menaruhnya di atas meja kerja dan menundukkan kepala, mengingat ayah yang sudah tua namun semangatnya selalu memotivasi saya untuk senang berbuat baik kepada tetangga, sebagaimana pesan ayah. 

Pernah suatu ketika saat saya mudik, saya sampaikan untuk berhenti banyak melakukan kegiatan tidak semuanya ayah handle-nya sehingga bisa istirahat. 

"Ayah, kasihkan saja keorang lain salah satu jabatannya sebagai ketua takmir masjid  atau ketua kelompok taninya sampaikan keorang saat musyawarah karena belakangan saya dengar akan diambil dari orang yang sudah berkuliah-sarjana, apalagi ayah juga masih sibuk urus makam yang ada kegiatan yasinan tiap malam Senin", Ungkap saya ke ayah. 

Khas ayah kalau pagi duduk santai sambil ngopi, nyapa tetangga yang lewat depan rumah menuju sawahnya untuk memulai aktivitasnya. 

"Sudah ayah tawarkan kemarin saat rapat, ayah sudah berniat memundurkan diri, catatan pupuk sudah tak bacakan yang terealisasi dan ada juga yang masih berhutang. Termasuk ketua masjid, ayah sudah minta ganti karena ayah merasa kurang paham ilmu agama. Namun kenyataannya, dari hasil rapat, ayah ditetapkan dan dipilih lagi dari masyarakat, tidak ada yang mau ganti. Kalau ganti, lebih baik bubar kata masyarakat", Jawab ayah.

"Selama ayah dibutuhkan, ayah kerjakan yang penting kebaikan. Kalau nggak ada yang ngurus, siapa yang akan mau mengirim pupuk kesini dari pemerintah yang disubsidi, barangkali bermanfaat bagi orang yang membutuhkan untuk sawahnya", Lanjut ayah.  

Saya intip bagaimana cara ayah melayani masyarakat saat melakukan pendistribusian pupuk Urea. Sepulang habis nyabit rumput, ayah masih sempat antar pupuk ke tetangga yang pesan bahkan rumahnya berada dijarak yang lumayan jauh.

Waktu itu, motor tua yang ayah bawa, sadel sepeda motornya pun lepas, ayah tutupi dengan karung pupuk dan diikatnya dengan karet agar tidak kelihatan dan yang nampak hanya membawa pesanan orang.

Tiga divisi yang ayah urus mulai perekonomian-pertanian berupa pupuk dan lainnya melalui kelompok tani, kemudian keagamaan yaitu masjid, dan terakhir tempat manusia kembali adalah makam, berkolaborasi terpecahkan saat rapat kelompok tani dilakukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline