Lihat ke Halaman Asli

Fathoni Arief

Rakyat biasa

Catatan Perjalanan : Menelusuri Bayah (9)

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_58782" align="aligncenter" width="300" caption="Foto 1"][/caption]

Dari lokasi penambangan emas kami melanjutkan perjalanan. Seperti rencana semula tujuan kami adalah ke jembatan yang terletak tak jauh dari muara sungai. Kami sudah membayangkan luar biasanya pemandangan yang akan kami dapatkan ketika menjelang senja.

Jalan yang kami tempuh tak lagi menyusuri pinggiran pantai. Ada begitu banyak kotoran manusia dan hewan yang cukup membuat kami jijik. Akhirnya kami mengambil jalan pintas melewati perkampungan nelayan. Suasana yang khas, banyak ikan hasil tangkapan dan ibu-ibu yang menjaga ikan-ikan yang nampaknya dijual.

[caption id="attachment_58783" align="aligncenter" width="300" caption="Foto 2"][/caption]

Melihat ikan-ikan yang segar itu membuat bayangan lezatnya ikan bakar yang masih fresh muncul. Apalagi sesaat kemudian muncul bapak-bapak dengan ikan-ikan kakap hasil pancingannya yang masih sangat segar. Ikan-ikan tersebut ukurannya cukup besar dan bagi penggemar ikan laut tentunya bakal tergoda untuk mendapatkannya.

[caption id="attachment_58785" align="aligncenter" width="234" caption="Foto 3"][/caption]

Tak butuh banyak waktu menjangkau lokasi jembatan tersebut. Jembatan tersebut berbahan baja sebagai penghubung utama menuju Bayah dari Pelabuhanratu. Di pinggir jembatan kami melihat banyak anak muda yang berkumpul. Entah apa yang mereka lakukan. Mereka hanya duduk-duduk ramai-ramai di pinggir jembatan dan nampak beberapa diantaranya membawa makanan ringan.

Kami singgah di sebuah warung kecil di dekat jembatan. Mengingat barang bawaan kami yang cukup banyak dan untuk lebih mempermudah kami saat mengambil gambar di posisi yang sulit barang-barang tersebut kami titipkan.

[caption id="attachment_58786" align="aligncenter" width="300" caption="Foto 4"][/caption]

Dari atas jembatan bisa pemandangannya memang menarik. Kami bisa mengamati nelayan yang tengah bersiap. Kami kira mereka hendak melaut ternyata dugaan kami salah. Nelayan tersebut hendak pergi memancing. Sempat diantara mereka ada yang melambai-lambai kie arah kami. Awalnya kami kira hanya sapaan saja namun dari penjaga warung kami dapat informasi mereka sebenarnya hendak mengajak kami pergi memancing. Ada sedikit rasa penyesalan karena sudah melewatkan kesempatan tersebut.

[caption id="attachment_58787" align="aligncenter" width="300" caption="Foto 5"][/caption]

Selama kami berada di jembatan nampak lalu-lalang kendaraan dari kedua arah. Kebanyakan mereka adalah klub motor yang mengisi waktu libur dengan melakukan tur ke selatan Jawa.

Mungkin karena kami datang di lokasi ini sejak pukul 3 sore ada sedikit perasaan bosan. Dari diskusi singkat akhirnya terbersit rencana lain. Ada alternatif untuk melanjutkan perjalanan ke pulau Manuk dan menginap di sana malam harinya. Alternatif lainnya kami hanya akan menuju Karangtaraje untuk menikmati saat-saat jelang matahari tenggelam dan malam harinya jika ada kendaraan balik menuju Bayah dan meningnap di masjid.

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline