Lihat ke Halaman Asli

Fathoni Arief

Rakyat biasa

Senandung Seroja untuk Verrys Yamarno

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142121993554192997

Jelang akhir tahun 2008, Film Laskar Pelangi dirilis. Film yang diangkat dari novel Andrea Hirata ini mendapat sambutan luar biasa dari penikmat film. Fakta tersebut membuat saya sangat penasaran, sebenarnya apa yang menarik dari film ini. Saya masih ingat, waktu itu di banyak bioskop di Jakarta selalu dipenuhi mereka yang antre tiket film garapan Sutradara Mira Lesmana ini. Kondisi seperti ini berlangsung hingga beberapa pekan.

Saya termasuk orang yang malas berjam-jam demi selembar tiket, jadi sayapun mencari bioskop yang tak harus antri. Setelah survey kecil-kecilan saya coba datang ke Plaza Senayan. Benar saja, tanpa harus antri berjam-jam saya bersama dua orang rekan bisa mendapatkan tiket, meski harganya memang lebih mahal dikit jika dibanding bioskop dekat kos saya, Kalibata Mall.

Rupanya memang tak salah jika banyak orang penasaran dengan Laskar Pelangi. Sebagai orang awam saya sangat terkesan dengan jalan cerita dan akting para pemeran di film ini. Ada satu tokoh yang menurut saya unik dan kreatif, Mahar.

Hingga film selesai diputar saya masih terngiang soal radio transistor, menjemur batterai, dan saat tokoh yang diperankan Verrys Yamarno ini menyanyikan lagu bunga seroja. Kalau saja waktu itu umur saya masih bisa dihitung dengan jari, mungkin sosok ini bakal menginspirasi saya. Ada adegan saat Mahar bermain rebana sambil bersenandung Seroja, menghibur Ikal yang tengah gundah gulana. Mahar dengan suara melengking menyanyikan lagu Melayu yang pernah sangat populer tersebut.

Melihat keunikan dan keanehan tokoh ini rasanya seperti melihat cermin saja. Keanehan-kenehan yang dulu begitu melekat dengan masa kecil saya. Saking terkesannya dengan film laskar pelangi pagi hari saya langsung menulis review saya dan memposting di blog.

Enam tahun, posting saya di blog pribadi, itupun terkubur dengan artikel lain hingga saya tergerak membacanya lagi, setelah melihat berita mengejutkan di media online, sang pemeran tokoh nyentrik itu ditemukan meninggal di kamar kos. Verys Yamarno, pemeran bocah nyentrik, tak lagi bisa menyenandungkan “Seroja”.

Sang pemeran Mahar kini hanya bisa terdiam, tapi bukan karena termenung.  Verrys kembali menghadap sang Khaliq, dalam sunyi, jauh dari keluarga dan orang terdekat, kepergian yang mendadak.Verys telah berada di peristirahatan terakhir di tanah kelahiran, Belitung, tanpa lantunan lagu seroja atau musik melayu, namun beriring panjatan doa dari semua yang berduka.

Verrys mungkin telah meninggalkan kita, namun tak demikian dengan Mahar. Tokoh nyentrik ini akan selalu hidup dan bersenandung Seroja.


Mari menyusun seroja bunga seroja
Hiasan sanggul remaja putri remaja
Rupa yang elok dimanja jangan dimanja
Pujalah ia oh saja sekedar saja
Mengapa kau bermenung oh adik berhati bingung
Mengapa kau bermenung oh adik berhati bingung
Janganlah engkau percaya dengan asmara
Janganlah engkau percaya dengan asmara
Sekarang bukan bermenung dalam termenung
Sekarang bukan bermenung dalam termenung
Mari bersama oh sayang memetik bulan
Mari bersama oh sayang memetik bulan
Mari menyusun seroja bunga seroja
Hiasan sanggul remaja putri remaja
Rupa yang elok dimanja jangan dimanja
Pujalah ia oh saja sekedar saja


(Lirik Lagu Seroja)

Karanggede, 14 Januari 2015

Sumber Image : Facebook Laskar Pelangi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline