Lihat ke Halaman Asli

Jurnal Refleksi Modul 3.3 Kedua

Diperbarui: 30 Juni 2023   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN
MODUL 3.3 (KEDUA)


NAMA : FATHONAH SRI UTAMI
KELAS : 136


Peristiwa yang saya alami ketika mendapatkan modul 3.3 ini tentang bagaimana saya bersama rekan CGP para guru hebat menyusun dan membuat program yang berdampak pada murid, dalam rangka mewujudkan kepemimpinan murid dalam pembelajaran kontekstual yang mana termasuk kegiatan intrakurikuler, atau kokurikuler, atau ektrakurikuler.
Setelah melalui beberapa minggu Program Guru Penggerak ini, banyak ilmu yang saya dapatkan, terutama dalam hal manajemen waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sempat tertunda. Minggu ini adalah minggu terakhir pembelajaran modul 3.3 tentang pemimpin dalam pengelolan program yang berdampak pada murid. Modul ini merupakan paket modul terakhir pembelajaran Calon guru penggerak Angkatan ke 7 Kabupaten Trenggalek melalui LMS.


Aktivitas minggu ini adalah dimulai dengan ruang kolaborasi 1 pada hari Senin, 22 Mei 2023, dan ruang kolaborasi 2 pada hari Selasa, 23 Mei 2023 bersama rekan-rekan CGP dipandu oleh fasilitator kami, Bapak Suyatno. Kemudian berlanjut dengan Refleksi Terbimbing dan Demonstrasi Kontekstual. Demonstrasi kontekstual merupakan rancangan program yang berdampak pada murid dengan menggunakan pemenuhan tahapan BAGJA. BAGJA merupakan singakatan dari buat pertanyaan, ambil pelajaran, gali mimpi jabarakan rencana dan atur eksekusi. Setelah penyelesaian demonstrasi kontekstual, selanjutnya kami CGP Angkatan ke 7 Kabupaten Trenggalek menggambarkan kaitan antar materi dalam modul 3.3 yang biasa kami sebut dengan istilah koneksi antar materi. Koneksi ini berisikan tentang penjelasan judul latar belakang serta keterkaitan dengan modul sebelumnya. Keterkaitan dengan materi sebelumnya adalah pemetaan sumberdaya dengan program sekolah. Dimana asset yang dimilki oleh sekolah perlu dikelola dengan baik untuk menggali potensi yang ada pada murid sehingga maksimalisasi pendidikan tercapai sesuai kodrat alam dan zaman murid sebagaimana cita-cita Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Nasional. Asset sekolah adalah modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal financial, modal politik, modal agama dan budaya.


Yang saya rasakan pada minggu ke dua ini adalah minggu yang membahagiakan sekaligus menyedihkan. Membahagiakan karena meskipun banyak tugas yang harus saya kerjakan, dapat terselesaikan dan saya senantiasa diberikan kesehatan oleh Alloh, Alhamdulillah... Jika pikiran diibaratkan sebuah gelas, berusaha saya kosongkan supaya saya bisa menerima ilmu yang saya pelajari dari PGP ini. Saya berupaya akan adanya perubahan sebagai guru sebelum dan sesudah mengikuti PGP karena tugas sebagai Guru Penggerak sangatlah luar biasa yaitu untuk mengimplementasikan Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid. Adapun hal yang menyedihkan adalah pada minggu ini merupakan vicon terakhir kami dengan Fasilitator kami yaitu Bapak Suyatno yang selama kami menjalani program guru penggerak selalu sabar,
selalu memberi semangat dan motivasi juga telaten dalam membimbing kami dalam mengerjakan tugas-tugas di LMS. Meskipun kami belum pernah bertemu dengan beliaunya secara langsung, akan tetapi kedekatan rasa persaudaraan antara Fasilitator dan semua CGP di kelas kami terasa mendalam. Semoga suatu saat nanti kami para CGP dari Kabupaten Trenggalek terutama kelas 136 dipertemukan dengan beliaunya secara langsung dalam keadaan sehat walafiat, Aamin.


Modul 3.3 ini menambah pemahaman saya dan CGP lain bahwa sebuah program yang dirancang dan dibuat perlu termuat contents voice/suara, choice/pilihan dan ownership/kepemilikan murid. Step yang dilakukan dalam membuat program yang berdampak pada murid adalah dengan maping asset/ strengthness / potensi yang dimiliki oleh sekolah dengan tepat. Maping asset yang tepat akan memudahkan optimalisasi program berjalan dengan lancar tentunya membantu meminimalisir kendala. Optimalisasi asset yang benar tentunya memudahakan dalam mewujutkan visi-dan misi sekolah. Tugas kita sebagai guru , Kepala sekolah, dan rekan sejawat adalah sesungguhnya mendorong anak untuk menjadi student agency (kepemimpinan murid) dengan memanfaatkan aset yang ada di sekolah. jika selama ini murid hanyalah objek dari program kegiatan sekolah , maka melalui modul 3.3 ini saya memahami bahwa murid adalah pemilik program ini sebenarnya. Program yang berdampak untuk murid itu sebenarnya program yang berasal dari murid, oleh murid, dan untuk murid. Pembelajaran modul 3.3 ini merupakan point yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam pembelajaran dalam rangka lebih berkreasi dan berinovasi serta bersinergi untuk mengembangkan asset yang ada di sekolah. Program yang terkelola dengan baik akan berdampak pada merdeka belajar dan tentunya akan melahirkan murid sesuai Profil Pelajar Pancasila.


Rancana kedepan dengan materi yang sudah didapat sebagai CGP akan sharing dengan rekan sejawat dan mengimplementasikan yang saya dapat di sekolah. Dalam menyusun sebuah program yang dirancang tentunya perlu termuat contents voice/suara, choice/pilihan dan ownership/kepemilikan murid. Jika ada kendala yang didapat kami CGP sudah tahu bagaimana meminimalisir resiko yang didapat. Membuat saya terinspirasi untuk membuat program berkelanjutan yang tidak hanya sekedar nama program saja, namun sebuah program yang akan dilakukan secara bertahap dan terus menerus agar terwujudnya kepemimpinan murid (student agency).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline