Lihat ke Halaman Asli

Fathir Kusuma Agung Winnara

Mahasiswa Universitas Airlangga

Kecerdasan Buatan sebagai Solusi Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 18 Desember 2024   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri sendiri dan bersama-sama membangun negeri .Pendidikan adalah kebutuhan dan hak yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa "Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan." Namun, realitanya, banyak tantangan yang menghambat pendidikan di Indonesia.

Menurut Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022 oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang mengukur tingkat kecerdasan manusia, Indonesia berada pada peringkat 66 dari 81 negara yang berpartisipasi. Salah satu faktor rendahnya skor PISA adalah problematika sekolah-sekolah di Indonesia, yaitu kurang efektifnya media pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, minimnya pemerataan akses pendidikan di wilayah terpencil juga menjadi tantangan besar. Masih banyak anak-anak di daerah terpencil yang sulit mendapatkan pendidikan berkualitas karena keterbatasan fasilitas, tenaga pendidik, dan infrastruktur. Dalam hal ini, penerapan teknologi dapat menjadi solusi untuk membantu mengatasi masalah tersebut.

Saat ini, dunia memasuki era Society 5.0, sebuah konsep yang mengintegrasikan kemajuan teknologi dengan pengembangan manusia. Society 5.0 tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga pada peningkatan keterampilan, inovasi, dan pemanfaatan teknologi untuk menjadikan manusia sebagai pilar utama pembangunan. Hal ini sejalan dengan tujuan global yang terangkum dalam 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Indonesia sebagai negara berkembang diwajibkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, termasuk SDGs-4, yaitu "pendidikan berkualitas." Menurut penelitian terbaru, tantangan yang masih dihadapi dalam mencapai SDGs-4 di Indonesia melibatkan aspek-aspek seperti akses pendidikan yang memadai, peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran, penguasaan keterampilan, peluang pekerjaan, serta penguatan pendidikan prasekolah. Tantangan ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya soal akses, tetapi juga kualitas. Jika pendidikan di Indonesia tidak mampu menghasilkan generasi unggul yang kompetitif, dampaknya akan dirasakan di berbagai sektor. Penurunan kualitas hidup, ketidakstabilan ekonomi, sulitnya mengatasi masalah kesehatan, dan minimnya lapangan kerja adalah ancaman nyata yang dapat terjadi dalam beberapa tahun ke depan.

Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam sistem pendidikan. Teknologi memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan akses pendidikan yang lebih merata. Sebagai contoh, penggunaan aplikasi pembelajaran daring dapat membantu siswa di daerah terpencil untuk mengakses materi pelajaran yang sama dengan siswa di kota besar. Selain itu, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan machine learning dapat digunakan untuk menciptakan metode pembelajaran yang lebih personal dan adaptif, sehingga kebutuhan belajar setiap siswa dapat terpenuhi.

Namun, penerapan teknologi dalam pendidikan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah, misalnya, harus memastikan bahwa infrastruktur pendukung, seperti akses internet dan perangkat teknologi, tersedia di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil. Selain itu, pelatihan bagi tenaga pendidik juga sangat penting agar mereka dapat memanfaatkan teknologi secara optimal dalam proses belajar-mengajar. Di sisi lain, masyarakat juga perlu mendukung upaya ini dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan berperan aktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Peningkatan kualitas pendidikan juga harus mencakup pembaruan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang terlalu teoretis dan kurang aplikatif sering kali menjadi hambatan dalam mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia kerja. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga pendidikan perlu bekerja sama untuk merancang kurikulum yang seimbang antara teori dan praktik, serta mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri di era digital ini.

Selain itu, penting untuk memberikan perhatian khusus pada pendidikan di wilayah tertinggal. Data menunjukkan bahwa daerah-daerah terpencil sering kali menghadapi kendala seperti kekurangan guru, fasilitas yang tidak memadai, dan akses yang sulit. Dalam hal ini, program-program seperti teacher exchange, pembangunan sekolah berbasis komunitas, serta pemberian beasiswa bagi siswa kurang mampu dapat menjadi langkah nyata untuk mengatasi kesenjangan pendidikan.

Pendidikan di Indonesia juga perlu diarahkan untuk membentuk generasi yang memiliki semangat inovasi dan daya saing global. Dengan memanfaatkan teknologi, siswa dapat diajarkan untuk berpikir kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan visi Society 5.0, di mana manusia menjadi pusat dari perkembangan teknologi. Jika Indonesia mampu mencetak generasi yang tidak hanya terampil secara teknis tetapi juga memiliki karakter yang kuat, maka cita-cita untuk menjadi negara maju dapat tercapai.

Kesimpulannya, pendidikan adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Dengan memanfaatkan teknologi secara optimal, memperbarui kurikulum, dan memberikan perhatian khusus pada pendidikan di daerah tertinggal, Indonesia dapat mengatasi tantangan-tantangan dalam dunia pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan harus menjadi prioritas utama, karena hanya dengan pendidikan yang berkualitas, Indonesia dapat mencetak generasi unggul yang mampu bersaing di tingkat global dan membawa bangsa ini menuju kemajuan yang lebih besar.

Referensi:

A.Saptono. 2017. Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Dan Kecerdasan Emosional Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X Di Sma Negeri 89 Jakarta" , Econosains Jurnal Online Ekonomi dan Pendidikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline