Dalam judul ini kita at-ta'rif bittazkiyah yakni memahami apa itu tazkiyatun nafs dari kata tazkiyah dari kata dzaka yang berarti menyucikan atau memuji. adapun makna tazkiyah secara istilah adalah menyucikan dari sifat-sifat yang buruk dan berusaha keras dengan memperbaiki dan menyempurnakan jiwa ini dengan dihiasi dengan keindahan amal-amal sholeh ini adalah makna tazkiyah, untuk mengetahui tazkiyah ini seperti apa sih dampak jiwa yang tidak suci dan kita akan mengenal seberapa penting tazkiyah ini dengan dalil yang artinya "sungguh beruntung orang yang menyucikan (jiwa itu)"Q.S As-Syams[91]: 9 dan "dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." Q.S As-Syams[91]: 10 jika kita tahu dampak dari jiwa yang kotor kita juga akan mengetahui bagaimana cara membersihkan hatinya.
diantara sekian banyaknya dampak jika yang kotor adalah sedikit ketaatannya karena didalam hatinya ada penyakit yang menjadikannya untuk tidak melaksanakan ketaatan dalam beribadah dan selalu menyerukan asma' allah dalam setiap langkapnya dalam menjalani kehidupan maka, tidak pantas bagi seorang hamba untuk tidak melaksanakan apa yang diserukan oleh allah Swt.
yang kedua adalah berani berbuat maksiat yang kadang seorang manusia jika beramai-ramai dalam melakukan maksiat biasanya akan malu untuk berbuat, akan tetapi jika dalam kesendirian maka ia akan lakukan maksiat tersebut, dan jika jiwanya memang sudah kotor biasanya akan berani berbuat maksiat dalam keadaan apapun jika ia ingin melakukannya dan yang ketiga adalah meremehkan dosa seorang mukmin itu jika ia melihat dosanya maka ia akan melihat seakan-akan ia berada dibawah tebing yang tinggi dan ada rasa bahwa tebing itu akan menimpa dirinya jika ia melakukan dosa, itulah hati seorang mukmin yang memiliki jiwa yang bersih, yang suci jiwanya tetapi sebaliknya jika ia seorang yang memiliki hati yang kotor ia melalaikan dosa tersebut.
apa yang dilakukan oleh kita mungkin selama ini banyak hal-hal yang tidak sepantasnya kita lakukan karena kita ini nafs yakni, dalam artian jiwa dan dalam artian yang lebih mendalam adalah jiwa yang memiliki ruh.
bedanya dengan orang gila kita sama-sama memiliki nyawa akan tetapi tidak memiliki ruh karena ruh itu naluri yang dikendalikan oleh otak dan emosi dan kata 'tazkiyatun nafs' membersihkan jiwa dari apa-apa yang dilakukan diri yang dijalankan naluri yang tidak sepantasnya dilakukan ada cara untuk menghapus hal-hal yang yang tidak sepatutnya dilakukan dengan cara takhalli, tahalli dan tajalli, takhalli adalah melakukan pembersihan diri dari yang kotor hingga bersih secara bertahap dengan cara taubat, taubat yang dimaksud adalah taubat nasuha yakni taubat yang sungguh-sungguh yang dilakukan dengan bertahap. kedua adalah tahalli yakni, menghiasi diri dan hati dengan ibadah yang dilakukan dengan sepenuh hati, yang ketiga adalah tajalli yakni hasil yang didapatkan dari takhalli dan tahalli berupa nur yang di dapatkan melalui rasa.
dengan ini disimpulkan metodenya dinamakan tariqah, hasilnya dinamakan haqiqah dan ujungnya dinamakan ma'rifah. dengan membuang sifat hedonis dan keji bahkan, yang syubhat saja menurut para sufi itu diharamkan karena hukum dari syubhat adalah sama-samar dan memang harus dihindari sebab ketidaktahuan akan suatu perkara
dan tips membersihkan diri dengan mujahadah dan riyadhah menurut syekh abdus samad al falimbani adalah bagaimana cara belajar tasawuf dengan mudah melalui mujahadah dan riyadhah dengan sedikit tips yang diajarkan beliau adalah
1. mencari guru/ mursyid
seorang guru atau mursyid yang mengerti akan aib dan nafsu yang dimasih berada, yang memiliki nafs amarah, yang telah dibaiat atau di talqin dalam suatu tariqat yang bersambung sanad mursyid tersebut dari guru-gurunya sampai pada rasulullah, karena ini adalah jalan yang paling selamat karena ilmu yang diturunkan itu secara turun temurun dan biasanya tidak ada keraguan dalam mempelajarinya, kalau ada pertanyaan apakah tidak bisa belajar sendiri?
ya mungkin orang-orang tertentu dalam kapasitasnya memiliki perbedaaan masing-masing akan tetapi jika ada guru itu hanya memudahkan karena kadang kita susah untuk objektif dalam menilai diri sendiri dan suka keliru dalam mencari kekurangan dan kelemahan dalam diri sendiri pastinya kita harus memilih siapa yang menjadi guru yang tepat itu sebab biasanya kita ini merasa sudah mengerti dan lebih tau tapi setelah menemukan orang yang lebih tau disitu kita merasa kita ini tidak tahu apa-apa.
2. akan lebih mudah jika ada temannya