Lihat ke Halaman Asli

Tim PKM Gagasan Futuristik Konstruktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis Industri Garmen yang Berkelanjutan

Diperbarui: 22 Agustus 2021   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anggota Tim

Tingginya produksi pakaian jadi,konsumsi pakaian berlebihan,dan tren fashion yang berubah secara dinamis menimbulkan tumpukan limbah pakaian bekas diberbagai tempat.Tumpukan limbah pakaian tersebut menjadi salah satu sumber pencemaran.Pengelolaan limbah pakaian di Indonesia masih terbatas menggunakan sistem upcycle atau reuse dengan memodifikasi tanpa pengolahan.

Tim PKM GFK Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya yang beranggotakan Yosi Widhia Putri (Akuntansi 2019), Langlang Jati Sura (Ilmu Ekonomi 2019),Rizky Mulia Basmalasari (Manajemen 2018),Sukma Jauharotul Maknunah (Ilmu Ekonomi 2019),dan Noor Adi Sukma Negara(Manajemen-2019) bersama Dosen Pembimbing Moh.Athoilah,SE.,ME. menawarkan gagasan "Smart Renewable System: Sistem Pengelolaan Limbah Pakaian untuk Industri Garmen yang Berkelanjutan".

 

Gagasan tersebut dituangkan dalam bentuk video dengan animasi yang futuristik dan konstruktif. Tim Smart menjelaskan Smart Renewable System merupakan sistem pengolahan limbah yang terintegrasi dengan aplikasi pada Smartphone. Penjemputan pakaian bekas berbeda antara pengguna individu maupun lembaga.

"Penjemputan pengguna lembaga menggunakan kendaraan listrik dan pertukaran poin dihitung berdasarkan limbah pakaian dengan satuan ton. Sedangkan individu menggunakan drone dengan teknologi AI (Artificial Intelligence). Pengangkutan drone dibatasi beban 40 kg dengan pertukan poin dihitung menggunakan satuan kilogram. Penjemputan dari pengguna selanjutnya dikirim ke kantor cabang untuk dikumpulkan dalam satu distrik. Limbah pakaian yang telah terkumpul di kantor cabang akan dikirimkan ke kantor pusat menggunakan kendaraan listrik sesuai jadwal pengangkutan. Kantor Pusat menjadi tempat pengolahan kembali limbah pakaian dari berbagai daerah. Awalnya kendaraan tiba di garasi pengolahan menunggu giliran penurunan muatan untuk pengumpulan limbah. Kemudian limbah pakaian dikumpulkan dan diklasifikasikan berdasarkan jenis kainnya menggunakan alat khusus yang berteknologi tinggi. Penghancuran limbah pakaian sehingga menjadi serat benang menggunakan teknologi ramah lingkungan dan canggih. Selanjutnya akan diolah di mesin yang canggih untuk dijadikan benang. Benang tersebut akan diproses untuk menjadi output berupa lembaran kain yang berkualitas dengan harga yang lebih murah. Pengujian kualitas dilakukan oleh departemen finishing. Pengujian kualitas terdiri dari uji daya serap kain,drop test,dan evaporation test. Kain yang lolos uji, malalui tahap pengemasan dan siap didistribusikan.Output berupa kain dikirimkan ke target pasar yaitu industri fast fashion diseluruh Indonesia menggunakan kendaraan listrik,"jelas perwakilan tim Smart.

Gagasan  "Smart Renewable System" sesuai dengan SDGs

1.Poin 12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab.

2.Poin 8 yaitu pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi.

3.Poin 13 yaitu penanganan perubahan iklim

Gagasan tersebut diharapkan dapat menjadi solusi mengurangi pencemaran limbah pakaian serta dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri garmen dengan harga terjangkau. Produksi industri garmen Indonesia yang tinggi dapat menyumbang Produk Domestik Bruto bagi Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline