Program PLS diketahui banyak menyasar, mulai dari pengkategorian berdasarkan usia, pendidikan, dan jenis kelamin hingga kelompok khusus seperti anak normal terlantar dan anak menyimpang. Kebutuhan belajar timbul dari adanya kebutuhan yang melekat pada diri individu sejak lahir. Kebutuhan inilah yang mendorong individu untuk bertahan hidup, melindungi diri dari ancaman berbahaya, dan terus.
Misalnya, kami mengidentifikasi desa dengan potensi wirausaha di bidang kuliner, yang menargetkan banyak wanita muda yang potensial tetapi tidak terlalu paham teknologi. dibutuhkan oleh masyarakat khususnya masyarakat pedesaan yang tidak mengetahui perkembangan teknologi dan komunikasi. Maka berdasarkan identifikasi ini, kita dapat membangun program penyuluhan yang menggunakan ICT, seperti proyektor, untuk menampilkan video tutorial memasak, dan menyediakan buku dan bahan ajar tambahan lainnya. Ataupun resep yang nantinya akan sangat bermanfaat dalam keefektifan pembelajaran.
Dari contoh tersebut dapat dipahami bahwa mengidentifikasi adalah langkah yang sangat penting yang harus dilakukan seorang pelaksana ataupun pengelola program PLS agar program yang dibuat dapat berjalan dengan efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H