Vandalisme adalah semacam seni seperti graffiti yang ada di dinding-dinding sebuah tempat atau kota, graffiti pun hendaknya memperindah dinding-dinding dengan gambar-gambar yang menyeni dan kreatif, bahkan di beberapa tempat graffiti juga pernah dilombakan .
Tetapi apa yang terjadi jika vandalisme nya adalah bukan graffiti yang bagus maupun mempunyai unsur seni? seperti pengalaman saya. Tepatnya pada tanggal 6 oktober 2016, saat itu saya bersama teman-teman saya sedang jalan-jalan di kota lama Semarang untuk cari spot foto karena kita sedang hunfot, kira-kira sekitar jam 21.00 saya dan teman-teman sudah memasuki daerah kota lama, dan di saat perjalanan pun saya tidak sengaja melewati beberapa tempat yang temboknya penuh dengan pilok-pilokan dan tulisan tidak jelas, dan bahkan ada beberapa gambar yang kurang sedap untuk dipandang, bukan seperti graffiti berkualitas yang mempunyai unsur seni yang bisa dinikmati oleh mata khalayak. Maka saya memutuskan untuk memotret sebagian spot yang di dindingnya ada coret-coretan “kotor“ seperti itu sebagai refrensi barangkali berguna untuk memberi masukan kepada masyarakat.
Kota Semarang memang termasuk sebagai kota wisata seperti kota kota lainnya yang mempunyai spot untuk wisata, maka sebagai kesadaran harusnya masyarakat menjaga dan melestarikan Semarang terutama di tempat-tempat yang mempunyai kenangan seperti daerah kota lama Semarang misalnya, perlu kesadaran tinggi dari masyarakat Semarang sendiri sebenarnya, tidak bisa mengandalkan perintah dari pemerintah saja, karena terkadang apa yang disarankan pemerintah tidak semuanya mau menjalankan, apalagi orang-orang yang tidak punya pendidikan dan attitude bagus. Contohnya seperti preman-preman atau anak-anak jalanan yang biasa tongkrong-tongkrong di malam suntuk dan melakukan hal-hal tidak terpuji demi kesenangan sendiri. Maka perlu ditegaskan seharusnya ada kesadaran sendiri untuk menjaga keindahan kota Semarang.
Kristian Satyacandra Widiputra (A15.2016.00521)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H