Lihat ke Halaman Asli

Masalah Kekerasan Anak terhadap Orang Tua

Diperbarui: 13 Desember 2020   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masalah sosial menurut Horton dan Lestie merupakan situasi sosial yang tidak diinginkan oleh sejumlah orang karena dikhawatirkan akan mengganggu sistem sosial dan perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya adalah perilaku yang menyimpang dari nilai atau norma-norma. Sedangkan menurut Zastrow masalah sosial adalah suatu kondisi sosial yang mempengaruhi sejumlah besar orang yang memerlukan perbaikan segera dengan sekumpulan tindakan-tindakan. Maka, dapat disimpulkan bahwa masalah sosial merupakan keadaan yang dianggap dapat menimbulkan kerugian sehingga sebagian masyarakat tidak menginginkan adanya kondisi tersebut. Salah satu contoh dari masalah sosial adalah kekerasan yang dilakukan seorang anak terhadap orang tuanya.

Sebagai seorang anak yang telah dilahirkan dan dirawat oleh orang tua, sudah seharusnya kita menghormati dan memperlakukan mereka dengan baik. Karena tanpa bimbingan dan kasih sayang yang mereka berikan kita tidak akan sampai pada titik ini. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini banyak terjadi kasus kekerasan yang dialami oleh orang tua. Dalam rumah tangga kasus kekerasan tidak selalu dialami oleh seorang anak. Diluar sana ada banyak sekali seorang anak yang melakukan tindak kekerasan terhadap orang tuanya. Di Indonesia sendiri kasus kekerasan yang dilakukan anak terhadap orang tuanya sudah banyak terjadi.

Mengapa seorang anak dapat melakukan tindak kekerasan terhadap orang tuanya sendiri? Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab seorang anak melakukan tindak kekerasan terhadap orang tuanya sendiri seperti, mengalami krisis ekonomi, menganggap orang tuanya sebagai beban yang harus ia tanggung, mendapat tekanan dari lingkungannya, tidak terima atas perlakuan orang tuanya, dan stress. Tetapi, dalam beberapa kasus ada penyebab sepele yang membuat seorang anak melakukan kekerasan terhadap orang tuanya. Contoh kasusnya adalah seorang anak berinisial MNS (16) melakukan tindak kekerasan kepada ayahnya sendiri dengan memukul kepala ayahnya sebanyak tiga kali hingga ayahnya babak belur. Hal tersebut dilakukan oleh pelaku karena merasa kesal kepada ayahnya yang membangunkannya dan memberinya nasihat untuk bangun lebih pagi. Ada juga kasus yang disebabkan oleh masalah ekonomi seperti pada kasus yang terjadi di Surabaya pada tahun 2019 lalu. AP melakukan tindak kekerasan terhadap ibu kandungnya sendiri dengan menendang kepalanya karena kesal sang ibu tidak memberinya uang seperti yang diinginkan pelaku. Kasus ini ramai diperbincangkan karena adanya bukti video yang sempat viral. Video tersebut  berisi memperlihatkan saat pelaku menendang kepala sang ibu dengan cukup keras. Kasus ini berakhir dengan mediasi yang dilakukan secara kekeluargaan karena permintaan sang ibu yang menginginkan masala ini diselesaikan secara kekeluargaan saja. Pada bulan februari tahun 2019 ada sebuah kasus yang korbannya adalah seorang ayah. Seorang pemuda berinisial AL (20) nekat menikam sang ayah hingga ayahnya meregang nyawa. Alasan AL melakukan hal itu adalah karena ia tidak tahan atas perlakuan ayahnya yang selalu memarahi ibunya, pelaku, dan adik pelaku dengan kata -- kata kasar. Bahkan menurut tetangga sekitar kerap terjadi tindakan KDRT di dalam rumah AL.

Berdasarkan beberapa kasus kekerasan yang dilakukan seorang anak kepada orang tuanya diatas, hal ini merupakan masalah sosial yang sudah banyak terjadi di Indonesia. Ada berbagai macam alasan untuk seorang anak melakukan tindak kekerasan kepada orang tuanya sendiri. Bahkan kekerasan yang mereka lakukan menyebabkan ayah atau ibunya sampai meregang nyawa. Oleh karena itu, pendidikan sejak dini dari orang tua terhadap anaknya sangat dibutuhkan. Orang tua harus menanamkan nilai -- nilai moral agar seorang anak dapat terhindar dari perilaku -- perilaku tidak baik yang akan menimbulkan masalah dikemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline