Lihat ke Halaman Asli

Di sini !

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Banyak sekali penantian di balik penantian

Penantian cemas takut tak lagi berjumpa

Lagi!

Kelu lidah terasa menyengat bak tikaman pisau

Tersontak diam menganga dalam ketakutan

Lagi!

Rasa ini hanya ada di sini, dalam peti hati

Ingin celoteh lidah tak lagi kaku menganga

Sekedar menceritakan apa yang kurasa

Kepada sosok pujangga di balik tembok

Demi pena bak menampung tinta

Rasa ini tertahan di sini, tepat di sela kedua paru-paru

Tepatnya di bagian tenggorakan dalam

Kali ini, aku sendiri di sini

Di atas meja sambil mengeja perlahan namanya

Berharap ada setitik kata yang akan Tuhan dengarkan

Ujung kaki kian membiru

Dingin menyergap tubuh

Terbius rasa yang tertahan lama di rongga kecil jantung

Tetap berdetak, terus mengencang

Seolah ia ada di sini, tepat di depanku

Aih! Mengapa harus penat!

Waktu saja dengan relanya membiarkan terdecak begini

Dalam khayalan ilusi

Menunggu sebuah penantian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline