Lihat ke Halaman Asli

Tak Usah Disesali...

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan, bukannya aku menyesali hari kemarin

Bukannya aku takabur menatap hari esok

Bahkan hari ini, aku taku menyongsong matahari

Yang kupikir, mungkin jiwaku ini tidak lagi menyatu dengan waktu

Tuhan, banyak sekali buih dosa di tubuh ini

Kupikir, tak ada cara mengikisnya lagi

Selain ampunan dariMU

Kembali suci nan fitrah

Tuhan, ada banyak kesedihan menyayat hati

Merampas sisi-sisi serambi di Qalbu ini

Mungkin, aku lupa cara tersenyum

Tertikam oleh panah misterius

Tuhan, kisah indah apa yang harus kutanam?

Kerlingan mata apa yang harus kutatap?

Pesona senyum apa yang harus kulukis?

Dan pribadai apa yang harus kudidik?

Tuhan, rangkaian cerita kemarin biarlah menjadi cerita

Cerita haru bertajuk gulana

Biarkan hari-hariku kembali ceria

Dalam tegasnya tatapan mata

Tuhan, andaikata esok aku masih kau beri nafas

Dan masih kau beri detakan jantung

Bimbinglah aku terus mengucap asma-Mu

Untuk berdikari menyambut kemantapan iman merangkulku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline