Lihat ke Halaman Asli

Abu Fathan

Penulis yang tidak hobby namun merasa wajib menulis

4 Hal yang Membuat Pembaca Novel Islami Jengkel

Diperbarui: 27 September 2019   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diolah dari fr.wikipedia.org

Novel Islami akhir-akhir ini banyak diminati terutama dikalangan generasi milenial yang ingin belajar agama islam dengan cara yang lebih menyenangkan. Namun pada kenyataannya, Novel Islami seringkali malah membuat jengkel pembaca Novel. Berikut beberapa penyebab kejengkelan tersebut  :

1. Tokoh utama yang terlalu sempurna

Pernahkan anda membaca sebuah Novel yang pada awalnya anda kagum dengan tokoh utamanya namun akhirnya malah berbalik jengkel karena rasa rasanya tokoh ini seperti mustahil ada dalam dunia nyata ? Seorang pemuda yang datang dari keluarga sederhana, namun ganteng, pintar, soleh, dermawan, suka menolong, pandai ilmu bela diri dan lain sebagainya, tiba tiba ada seorang gadis cantik banget, kaya raya, solehah, rendah hati yang ingin dipersunting menjadi istrinya.

Pembaca Novel yang ingin mendapatkan hikmah dari sebuah bacaan tentunya akan merasa tokoh ini terlalu sulit untuk diidolakan atau ditiru sehingga mereka akan berbalik merasa jengkel tokoh tersebut.

2. Novelnya terkesan menggurui

Dalam sebuah Novel Islami memang sewajarnya ada ajaran-ajaran islam yang terkandung didalamnya namun metode penyampaiannya harus berbeda dari sebuah buku pelajaran agama. Apalagi jika si Tokoh utama yang soleh atau solehah ini terkesan lebih banyak menasehati tokoh lain daripada menceritakan pengalaman yang dapat diambil hikmahnya. Novel Islami yang baik akan membuat pembaca kagum dengan sepak terjang si Tokoh utama yang didasari oleh nilai nilai islam yang sudah melekat pada karakternya. Jangan sampai pembaca membayangkan si tokoh utama sedang membusungkan dadanya sambil berkata "Inilah aku".

3. Alur cerita yang tak masuk akal

Seringkali kening kita dibuat mengkerut ketika sedang asyik-asyiknya membaca sebuah novel. Nalar kita seperti menolak, karena secara logika tidak bisa diterima, apalagi jika Novel yang kita baca bukan jenis novel fiksi. Gairah untuk melanjutkan membaca novel itu sampai tuntas menjadi hilang.  karena merasa kelanjutan dari ceritanya dirasakan tidak menarik lagi.  Dan hal ini sering kita dapati pada novel-novel inspiratif dimana penulisnya mencoba menyajikan kisah-kisah yang hebat tapi malah kebablasan, sehingga sulit diterima akal pembaca. 

4. Alur cerita terlalu mudah ditebak

Novel Islami yang baik akan memakai  alur cerita yang mudah dipahami oleh pembaca. Novel selayaknya ditulis dengan bahasa yang ringan sehingga enak untuk dibaca, namun alur cerita  tidak boleh mudah ditebak oleh pembaca. Artinya kita harus memberikan hal atau data unik di setiap bagian yang kita buat. Jangan sampai pembaca sudah bisa menebak ending cerita dari tulisan yang kita buat.

Apabila tulisan yang kita buat mudah ditebak, maka pembaca akan cenderung bosan untuk melanjutkan aktivitas membacanya. Kondisi tersebut sama halnya dengan menonton film. Ketika alurnya mudah ditebak, maka film tersebut menjadi sesuatu yang biasa dan tidak berkesan. Oleh karena itu, Novel Islami harus  disusun dengan  gaya bahasa yang membuat perhatian pembaca selalu tertarik untuk mencari tahu kelanjutan dari bahasan yang di jelaskan di setiap bagiannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline