Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Banjir dan Kita

Diperbarui: 19 Januari 2025   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto https://www.piqsels.com/id/public-domain-photo-zqbsw


Banjir
Adalah tangisan yang terkumpul menahun
Kesedihan yang sering ditertawakan oleh kita
Rimba menangis
Tangisnya dijadikan api
Api membakar tandas tanah ulayat
Asap kemarau mengepul
Terpa mata-mata rakus berkabut  

Tanah berongga
Tak ada ikatan cinta bertumbuh
Erat tak lagi dalam kata
Rimbun berganti tandus
Tangan-tangan halus air melambai
Tanah bersukacita berselancar bersamanya
Dan kita hanya bisa teriak
Kutukan banjir datang!

Kala titik-titik air hujan turun
Bukan lagi kita merasai romantisme alam
Takut, takut akan amarahnya
Bukan alam memuntahkan muak
Tapi kita yang durhaka pada alam
Banjir! Banjir! Lagi-lagi banjir!
Kita mulai mengumpat
Memaki diri sendiri

FS, Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline