Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Biosaka Menjawab Tantangan Mahalnya Harga Pupuk Kimia

Diperbarui: 19 Februari 2023   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sawah di Kerinci/Foto Fatmi Sunarya

Indonesia masih meletakkan sektor pertanian sebagai sektor unggulan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,44 persen dan sektor pertanian berkontribusi tinggi. Sehingga pemerintah menaruh harapan pada petani untuk meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Dalam meningkatkan hasil produksi pertanian, petani berusaha melakukan budidaya dengan baik dan tentu saja perlu penunjang seperti pupuk. 

Pupuk merupakan bahan yang mengandung unsur hara tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Dengan memberikan pupuk pada tanah bertujuan diserap oleh tanaman.

Untuk itu dibutuhkan pupuk berkualitas agar mendapatkan hasil yang optimal. Tetapi pupuk berkualitas ini harganya mahal dan tidak terjangkau oleh petani.

Karena harga pupuk yang mahal ini maka petani memburu pupuk bersubsidi dan menyebabkan pupuk bersubsidi menjadi langka. Hal ini pula menyebabkan petani beralih ke pemakaian pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan seperti kita ketahui dapat mempengaruhi kesuburan tanah dan pencemaran lingkungan. 

Sebenarnya dalam proses budidaya tanaman tidak semua unsur hara harus ditambahkan, cukup tambahkan unsur hara  yang kurang dan dibutuhkan. Tidak harus menggunakan pupuk kimia tapi juga bisa menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos dan lain sebagainya.

Salah satu inovasi dan sangat mudah pembuatannya adalah "Biosaka". Biosaka berasal dari kata Bio (hayati/tumbuhan) dan Saka (singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam/selamatkan alam kembali ke alam). Jadi, bahan untuk biosaka merupakan bahan-bahan alami.

Pada tanggal 14 Februari 2023 lalu di Desa Air Hangat, Kecamatan Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci dilaksanakan pelatihan pembuatan Biosaka. Pelatihan diberikan oleh H. Gunaryadi, SP dari Organic Certification Consultant dan Veri Wilson, serta dihadiri oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Kerinci, Bapak H. Radium Khalis, S.Pt., M.Si. Pelatihan pembuatan Biosaka juga diikuti oleh Kepala Bidang TPH, Kepala Desa Air Hangat dan gabungan kelompok tani.

Foto Gunaryadi/dokpri

Pembuatan Biosaka ini sangat mudah dan bahannya juga gampang didapatkan. Yuk kita ikuti cara pembuatan Biosaka seperti dituturkan oleh H. Gunaryadi, SP dari Organic Certification Consultant dan beliau sudah berpengalaman dalam membina petani untuk menghasilkan produk pertanian organik.

Bahan pembuatan Biosaka ini dari bahan alami yang bisa kita peroleh dari sawah berupa rumput-rumputan lalu diproses sehingga menghasilkan ekstrak cairan yang bisa kita aplikasikan ke tanaman padi sebagai pengganti pupuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline