Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Beras Payo, Beras Endemik Kerinci yang Tetap Dipertahankan

Diperbarui: 23 Februari 2022   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi beras. (Foto: KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Bukan padi sembarang padi (bukan padi sembarang padi)
Padi bakawal ayam janton (padi dikawal ayam jantan)
Bukan nasi asal jadi (bukan nasi asal jadi)
Tapi dari padi lapan bulon (tapi dari padi delapan bulan)

Padi merupakan tanaman pangan utama selain sagu, jagung dan umbi-umbian di Indonesia. Pertanian tanaman pangan menjadi sumber bahan pokok 95% penduduk Indonesia. 

Indonesia merupakan konsumen beras tertinggi di dunia, yang berarti sebagian besar penduduk Indonesia menjadikan nasi sebagai makanan pokok sehari-hari. 

Belum kenyang kalau belum makan nasi, sudah terbentuk pola pikir demikian di Indonesia. Jadi kalau sudah makan beberapa macam makanan tapi jika belum makan nasi, rasa-rasanya belum makan. 

Nasi dari beras payo/sumber foto https://twitter.com/arieparikesit/

Kalau di Sumatra Barat terkenal dengan "Bareh Solok" (beras Solok), di Kerinci (Provinsi Jambi) juga ada beras varietas lokal yang merupakan beras endemik yang saat ini hanya ada di daerah Gunung Raya dan sekitarnya. 

Terutama banyak terdapat di daerah Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci. Kabupaten Kerinci sendiri merupakan lumbung padi bagi Provinsi Jambi, menjadi penghasil beras terbesar di Provinsi Jambi.

Sumber foto https://kerinciinspirasi.blogspot.com/

Nah, di daerah Lempur ini terdapat beras endemik dari Kerinci yang bernama "beras payo". Kenapa disebut beras payo? Karena beras payo berasal dari tanaman padi yang ditanam di daerah payo, payo dalam bahasa Kerinci artinya rawa. 

Daerah Lempur merupakan daerah rawa/lahan basah dan tanaman padi ini dibudidayakan oleh petani daerah Lempur dengan usia panen yang cukup lama yakni 210-240 hari serta memiliki hasil produksi yang sedikit dari padi biasa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline