Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Monolog Hujan

Diperbarui: 13 September 2021   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Piqsels

Senja ini, aku bersandar pada dinding lapuk rumah tak bertuan
Menunggu hujan reda walau malam mulai berkelindan
Aku mulai berbincang dengan hujan
Sambil memandang ke langit kelam tanpa gumpalan awan

Hujan, aku kedinginan, dan dijawab suara angin menderu kencang
Aku menjilat tetesan air yang jatuh di bibir pucat membayang
Takada yang memayungi pun mengantar pulang
Berapa lama lagikah derasmu mereda, tanya dalam bimbang

Hujan tak hendak pergi, menggoda mengajak lebur berdekapan
Ah, kenapa harus takut basah, aku dan hujan mulai saling berkejaran
Raga terasa lapang meluruhkan rindu yang kadang menyesakkan
Hujan, engkau juga menghanyutkan airmata yang ikut turun mencari kawan

Hanya hujan yang membawaku kembali keperaduan
Basah kuyup dalam kegembiraan
Hujan menghilang dalam gelap, saat malam dan bulan bercumbu-cumbuan
Kepada hujan, tangan masih mengenggam basah dalam lambaian

FS, 13 September 2021
Puisi ini pernah tayang di sebuah blog

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline