Engkau adalah kekasih walau hanya berupa bayang, di ruang hati menetap. Ciuman tak lekat. Pelukan tak hangat. Namun engkau sangat jelas dalam ingat.
Kita berbincang, bercanda riuh tawa berserak. Hati dipenuhi aroma bunga semerbak. Lupa, bahwa kita sejatinya berjarak. Walau di langit yang sama, awan tak berarak.
Dengan jelas paras dirimu kutatap. Walau malam berselubung kelam pekat. Tak bisa kugapai merangkul erat. Tertawan sudah segala hasrat.
Bayang kekasih menjadi kawan malam-malam yang berdetak. Abadi, tak hendak sedikitpun bergerak. Terpaku pada gambar abstrak. Terima kasih, engkau telah menjadi kekasih, walau hanya bayang dalam kagum berdecak.
FS, 11 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H