Rindu lekat mengikat tak mau pergi dari jiwa. Membuat terkapar tanpa kuasa tak berdaya. Pernah kucoba membunuhnya sekuat tenaga. Agar belenggunya tak menguasai menjadi bayang merupa. Wahai rindu, pergilah bertamasya sebentar saja ke lain jiwa. Rindu mengejek, menggoda. Enggan berlalu jua.
Pasrah akan rindu menggeluti jiwa pun raga. Menikmati rasa mengulur tali segala warna. Kadang biru, merah lalu menjadi jingga. Rindu menyatu padu, tanpanya hambar terasa. Bergandengan, beriringan dalam linimasa. Tiba-tiba aku takut dirimu pergi, mati tak bernyawa.
Wahai rindu, sahabat merindu. Cukup dirimu menjadi obat menyelimuti hati berbeludru. Engkau akan kubawa dalam kelana walau tanpa tuju. Kesendirian ini tak sempurna jika aku tak bersisian tanpamu
FS, September 2021
Puisi ini pernah tayang di sebuah blog