Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Dua Tahun di Kompasiana, Mengikuti ke Mana Angin Berhembus

Diperbarui: 9 Agustus 2021   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Screenshoot Akun FS Kompasiana

Hari ini tanggal 09 Agustus 2021 merupakan tahun kedua saya bergabung di Kompasiana. Saya sudah Fanatik dan sebentar lagi akan Senior. Sebentar lagi? Hanya bercanda, butuh waktu lama lho karena poin Senior diatas 100.000, sementara sekarang per waktu saya menulis ini baru 55.513 poin. 

Tangkapan layar Kompasiana

Apakah saya akan berlari mengejar poin tersebut? Tentu saja tidak, saya bukan orang yang ambisius. Masa sih? Karena beberapa orang melihat saya sebagai pribadi yang ambisius. Mungkin mereka kurang mengenal saya secara pribadi. Sesungguhnya saya baik hati dan tidak sombong. Dalam menulis saya selalu tidak punya target yang muluk-muluk. Blow with the wind....Mengalir saja eh berhembus kemana angin membawa.

Saya masih centang hijau, karena sadar akan kualitas tulisan saya tidak begitu bagus. Saya menganggap hal itu biasa saja, anggap saja buta warna. Jadi tidak usah lihat centang tiap hari he he he. Saya suka warna hijau, Ijo Royo royo yang mengandung arti tumbuh subur dan berkembang dengan daunnya hijau segar penuh keteduhan. Dan dapat membawa manfaat bagi insan lainnya. Nah kan!

Tiap hari bagi saya adalah belajar, bukan hanya belajar menulis saja, dalam kehidupan juga masih belajar. Belajar menjadi lebih baik, tapi tidak harus terbaik bukan? Beruntunglah, banyak sahabat saya yang memberi dukungan dan semangat untuk tetap menulis.

Bersyukur di tahun 2020, saya masuk urutan ke- 2 dari Kompasianer teraktif di tahun 2020. Dan dua puisi saya Renjana Sedang Sendiri dan Puisi Desember dan Rasa Yang Karam juga termasuk dalam 20 artikel yang paling banyak dinilai di tahun 2020. Bisa dilihat di Kaleidoskop Kompasiana 2020

Tangkapan layar Kaleidoskop Kompasiana 2020

Dalam menulis di Kompasiana, kadang ada masa naik turun semangat menulis. Kadang karena kendala beban tanggung jawab pekerjaan kantor, kadang saya juga tidak bisa mengikuti topik pilihan yang ditawarkan Kompasiana. 

Karena prinsip saya, jika tidak memahami topik akan menjadi beban dalam menulis. Kompasiana juga tidak memaksa kita untuk mengikuti topik pilihan tapi berpengaruh kepada K-reward.  Itu juga bentuk keprihatinan saya, Kompasiana lebih memilih memberi bonus K-reward untuk yang menulis topil yang kadang topiknya tidak semua kategori bisa mengikuti. Contohnya saya yang sering menulis puisi, tidak paham akan topik olahraga.

Tapi sudahlah ya, seperti judul diary ini, mengikuti kemana berhembusnya angin. Yang jelas menulis, jangan sekali-kali menjadi beban dan menulislah dengan bahagia. Kalau tidak bahagia jangan menulis. Lebih baik bermain di kebun seperti saya. Hanya harapan saya kepada Kompasiana, lebih memberi keadilan dalam K-reward dan lebih terbuka akan penghitungan pageviews. Kasihan yang rajin menulis tapi tidak mendapatkannya. Tidak semua Kompasianer berkecukupan, ada banyak guru honorer, anak-anak muda yang potensial dalam bidang menulis yang butuh juga dukungan finansial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline