Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Uniknya Tradisi Wisuda Adat Bagi Sarjana di Lempur, Kerinci

Diperbarui: 16 Juli 2021   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto Goentoer Meydan/dokpri

"Pendidikan adalah bekal terbaik untuk perjalanan hidup." Aristoteles

Pendidikan sangat penting  dalam kehidupan, dengan adanya pendidikan membantu seseorang memiliki kecerdasan, dapat mengembangkan potensi, membentuk watak/kepribadian yang baik untuk menjadi seseorang yang bermartabat. Selain itu, pendidikan juga dapat menciptakan generasi bangsa yang lebih unggul.

Di daerah Lempur, Kec. Gunung Raya, Kab. Kerinci mempunyai tradisi untuk memotivasi anak negeri menggapai pendidikan yang lebih tinggi. Ada yang unik di daerah Lempur ini yaitu setiap 2 Syawal diadakan wisuda adat bagi sarjana yang merupakan anak negeri. Tradisi wisuda secara adat ini sudah dimulai sejak tahun 1960.  Karena zaman dulu sangat jarang anak negeri yang berpendidikan tinggi, dengan kata lain sangat langka mendapati gelar sarjana. Kalaupun ada hanya satu atau dua orang. 

Tradisi ini oleh masyarakat Lempur dirayakan dengan memberi gelar dan mengukuhkan secara adat putra-putri Lempur yang sudah menjadi sarjana. Untuk tahun 2021 ini juga telah diadakan pengukuhan gelar adat untuk para sarjana anak negeri Lempur yang ke-61, berjumlah 49 orang. Acara ini digelar di Gedung Gelora Masa, Lempur Tengah. 


Sampai saat ini sudah ada sekitar 1.500 sarjana yang sudah dikukuhkan dengan gelar adat. Acara yang bernama Hari Pelajar Pemuda dan Sarjana Lempur (HPPSL) ini digagas oleh Alm. Ir.H. Rifai Sa'ad, M.Sc  yang merupakan sarjana pertama di Kerinci. Lempur sendiri menyimpan dua putera terbaik yakni Ir.H.Rifa'i Saad,M.Sc, lulusan Pertanian Universitas Indonesia pada tahun 1958 dan pernah menjabat Atase Indonesia di Thailand. Putera terbaik kedua adalah H.Ramli Thaha,SH,MH, lulusan Universitas Indonesia pada tahun 1960, pernah menjabat sebagai Sekjen Kementerian Sosial. Ramli Thaha merupakan penggagas Program Seribu Masjid. 

Bagaimana prosesi acara wisuda adat untuk sarjana di Lempur ini? Prosesinya mirip dengan acara wisuda umumnya. Dimulai dengan para pemangku adat,  peserta wisuda dan orang tua mengikuti pawai berkeliling desa, kemudian berkumpul di gedung Gelora Masa. Acara selanjutnya pembacaan nama-nama wisudawan serta memberikan gelar secara adat oleh Depati Nan Sepuluh. 

Uniknya gelar adat ini sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh wisudawan. Untuk Sarjana Strata Satu diberi gelar Cendikionegaro, lalu Magister Strata Dua diberi gelar Cendikionegaro Pertamo dan untuk Strata Tiga diberi gelar Cendikionegaro Utama. 

Pemberian gelar oleh adat, Sumber foto Ardi Lempow/dokpri

Setelah pemberian gelar adat tersebut kemudian masing-masing wisudawan menyerahan ijazah kepada orang tua sebagai wujud rasa terima kasih kepada orang tua yang telah berjasa mendukung mereka sampai menjadi sarjana. Wisudawan dalam acara ini juga mengenakan pakaian toga dari perguruan tinggi masing-masing. Tak lupa para wisudawan mendapat piagam penghargaan yang ditandatangan oleh Depati Nan Sepuluh sebagai pemangku adat daerah Lempur. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline