Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Reyn dan Edelweiss Terakhirnya

Diperbarui: 29 September 2020   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi satutenda.com

Dingin, sangat dingin membuat kau menggigil hebat
Ini musim kemarau, suhu hanya lima derajat
Tubuhmu dingin beku walau kupeluk erat
Reyn, parasmu begitu pucat

Hipotermia, itu yang kukira
Kuselimuti sang bidadari tak berdaya
Hanya gemeletuk terdengar, diam tak bicara
Bertahanlah, kugendong turun dirimu dengan kecamuk rasa

Denyut nadimu makin lemah
Kita sudah menaklukkan Puncak Gunung tertinggi nan gagah
Baru tadi, kau kupotret tersenyum renyah
Reyn, Reyn...aku mulai menangis dengan rasa bersalah

Reyn, gadis yang takjub memandang edelweiss
Telah tertidur panjang dengan senyum termanis
Suara tlah parau dalam raung
Segenap kesedihan sulit dilarung

Reyn, terakhir dirimu melihat edelweiss kali ini

Edelweiss, bunga abadi yang mengantarmu ke alam abadi

Fatmi Sunarya, 29 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline