Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Kala Musim Cengkeh Tiba

Diperbarui: 10 Agustus 2020   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FOTO FATMI SUNARYA/DOKPRI

Cengkeh, bulan ini Kompasiana dipenuhi aroma cengkeh. Mungkin karena Reba Lomeh selalu update lagi panen cengkeh. Nah, saya pun ikut-ikutan menuangkan aroma cengkeh ke sebuah puisi https://www.kompasiana.com/fathadi/5f274909d541df4b44329622/kala-kita-memetik-cengkeh-bersama. Komentar-komentarnya lumayan menghibur. Tapi tahukah anda, saya juga punya pohon cengkeh di belakang rumah.

Rumah tempat saya tinggali sekarang, dulunya adalah kebun peninggalan kakek saya berpuluh-puluh tahun yang lalu. Setelah ada akses jalan, kebun-kebun yang dulunya sepi dipenuhi oleh pemukiman penduduk. Termasuk saya yang memilih berumah di kebun ini di tahun 2015. Di kebun ini dipenuhi tanaman peninggalan zaman dulu sepert pohon durian, kuini, jambu merah, nangka, dan pohon cengkeh ini. Umurnya mungkin ada yang lebih tua dari saya.

Pohon cengkeh di kebun saya ini tinggal 4 batang. Tapi entah kenapa musim ini yang berbuah hanya 1 batang. Dari minggu kemaren saya mulai memetiki cengkeh ini. Lumayan lebat buahnya.

FOTO FATMI SUNARYA/DOKPRI


Berapa harga cengkeh saat ini? Beginilah keadaan daerah-daerah di Indonesia, jika musimnya dan banjir komoditinya, maka harganya murah. Itu yang kadang menjadi problema petani. Ketika hasil melimpah eh ketika dijual malah dibeli murah. Saat ini harga cengkeh yang basah (belum di jemur)  hanya Rp. 18.000/kilo. Sementara cengkeh kering dihargai Rp. 40.000/kilo.

FOTO FATMI SUNARYA/DOKPRI

FOTO FATMI SUNARYA/DOKPRI

Beberapa petani memilih menyimpan cengkeh kering demi menunggu harganya mahal. Pernah beberapa tahun lalu, petani yang mempunyai kebun yang berisi pohon cengkeh lumayan banyak, menyimpan cengkeh-cengkehnya berkarung-karung. Dan ketika harganya sangat tinggi mendapat untung yang lumayan.

Foto dokpri

Biasanya Sabtu atau Minggu adalah hari traveling bagi saya, tapi kini memilih memetik cengkeh. Kasihan cengkehnya kalau tidak di petik. Di daerah saya biasanya memetik cengkeh menggunakan tangga bambu tapi ada juga yang di panjat. Bagaimana dengan saya? Kebetulan dirumah masih ada peralatan panjat tebing seperti tali, hardness dan carabiner.  Saya memanjat dengan memakai peralatan tersebut. Tidak percaya? Ya sudahlah he he

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline