Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Danau Duo yang Sejuk dan Tenang

Diperbarui: 2 Juli 2020   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DANAU DUO/FOTO FATMI SUNARYA

Di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, daerah Kerinci hilir tepatnya di Kecamatan Gunung Raya terkenal sebagai sentra Perkebunan Kulit manis (Cassiavera).  Produksi kulit manis ini merajai pasaran kulit manis di Indonesia maupun dunia. Daerah Lempur yang terdiri dari Desa Lempur Mudik, Desa Lempur Hilir dan Desa Lempur Tengah rata-rata warganya berusaha sebagai petani dan juga pekebun kulit manis.

Penulis pernah menayangkan tentang kulit manis di Lempur ini di Kompasiana. Jarak dari pusat kota yaitu Kota Sungai Penuh ke daerah Lempur kira-kira 34 Km dengan waktu tempuh 1 jam. Daerah Lempur ini juga mempunyai Hutan Adat yang bernama Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi. Pengelolaan hutan ini dilakukan oleh Lembaga Adat atau Kelompok 50 tumbi bersama masyarakat. Masyarakat diberlakukan hukum adat jika merusak hutan adat, ada sanksi untuk yang merusak hutan adat. Hutan adat Lekuk 50 tumbi ini beberapa kali mendapat penghargaan Kalpataru baik di tingkat Nasional maupun Provinsi karena melestarikan hutan yang berada di kawasan Lempur ini.

Disekitar kawasan hutan adat ini terdapat beberapa obyek wisata alam yang menarik diantaranya Danau Lingkat, Danau Duo, Danau Kecil, Danau Kaco, Air Terjun Seluang Bersisik Emas dan lain-lain. Kali ini penulis berkunjung ke Danau Duo, dulunya kita harus berjalan kaki cukup jauh tapi sekarang sudah ada pengerasan jalan menuju Danau Duo. Kenderaan roda empat dan kenderaan roda dua sudah bisa langsung parkir di pinggir danau. Kalau dari simpang tiga lempur ke Danau Duo kira-kira 8 km.

FOTO DOKPRI

Secara Administrasi Danau Duo masuk dalam Desa Lempur Tengah Kecamatan Gunung Raya. Danau ini terletak di ketinggian 1.500 mdpl dan tepat berada di bawah kaki Gunung Betuah. Jadi bisa dirasakan betapa sejuk dan dinginnya udara di Danau Duo ini. Untuk menyepi sangat tenang disini.

Uniknya lagi Danau Duo mempunyai tanjung yang bisa digunakan untuk camping dipinggir danau.Pemandangan di sekeliling danau adalah hamparan kebun kulit manis milik warga. Pengunjung bisa berkeliling danau menggunakan rakit, memancing atau mandi di danau. Anak-anak muda di hari libur banyak yang camping di pinggir danau ini. Pinggir danau berbatu-batu dan berpasir.

BERAKIT-RAKIT DI DANAU DUO/FOTO FATMI SUNARYA

MANDI DI DANAU DUO/FOTO FATMI SUNARYA

Air Danau Duo ini bersumber dari resapan air dari Gunung Batuah, jadi tidak berhulu maupun bermuara. Kelebihan air mengalir melalui saluran bawah tanah ke desa-desa di wilayah Lekuk 50 Tumbi. Danau ini juga berbeda dengan danau lainnya, jika musim kemarau permukaannya menjadi tinggi sedangkan pada musim hujan permukaan air malah turun. Untuk yang hobby memotret, suasana disini sangat bagus untuk dipotret.

Seorang teman pernah mengajak menikmati sunrise atau sunset di Danau Duo. Cuma kalau ingin menikmati sunset dan sunrise ini harus menyediakan waktu dengan harus camping disini. 

Di tiap tempat wisata, permasalahannya tetap mengenai sampah. Foto dibawah ini terlihat, pembakaran sampah seusai camping di Danau Duo. Dimana ada manusia disitu jugalah ada limbah sampah. Penulis sendiri selesai makan membereskan sendiri sampah bekas makan dan membawa kembali pulang. Selayaknya sampah tidak dibuang sembarangan karena akan mengotori danau yang sangat alami ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline