Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Bunga Bangkai, Flora Unik nan Langka

Diperbarui: 15 Januari 2020   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunga Bangkai di Desa Seberang Merangin, Kec. Batang Merangin, Kab. Kerinci/Foto Fatmi Sunarya

Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 12 Januari 2020 penulis yang kebetulan lewat di Desa Seberang Merangin Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci, singgah di pinggir Sungai Batang Merangin untuk memotret warga yang sedang memancing. Karena penulis memegang kamera, salah satu pemuda memberi informasi bahwa sebaiknya penulis memotret Bunga Bangkai yang sedang mekar di sebuah kebun milik warga Desa Seberang Merangin. Sampai di lokasi kebun milik warga terdapat Bunga Bangkai yang mempunyai ketinggian lebih kurang 3 meter yang sedang mekar. Menurut Pemilik Kebun, ada 3 buah Bunga Bangkai yang tumbuh di kebunnya. Karena yang dua sudah layu kemudian di pangkas.


Bunga Bangkai yang sedang mekar di Desa Seberang Merangin, Foto Dokpri

Untuk diketahui Bunga bangkai (Amorphophallustitanum) adalah tumbuhan asli Indonesia yang populasi liarnya ditemukan dihutan-hutan Sumatera. Bunga bangkai dengan bahasa latin Amorphophallus, asal kata dari bahasa Yunani Kuno Amorphos yang berarti cacat, tanpa bentuk dan phallos yang berarti penis. Bunga Bangkai termasuk dalam suku talas-talasan (Aracae) memiliki umbi. Umbinya ini berukuran besar bisa mencapai 117 kg. Bunga Bangkai yang bercirikan warna kelopak merah hati, jingga dan kehijauan, warna tongkol keunguan dan kuning, tingginya bisa mencapai 5 meter dengan diameter 1,5 meter, biji berwarna merah dengan masa mekarnya 7 hari. Bunga Bangkai sering menjadi olok-olok karena baunya busuk, sebenarnya bau busuk ini gunanya supaya kumbang atau lalat menyerbuki bunganya. 

Kadang orang sering menyamakan Bunga Bangkai dengan Bunga Rafflesia, karena ukurannya sama-sama besar. Bunga Bangkai berbeda dengan Bunga Rafflesia dari bentuk, sifat biologis, siklus hidup. Bunga Bangkai mempunyai tonggol yang menjulang tinggi keatas, sedangkan Bunga Rafflesia tidak menjulang tinggi tapi melebar kesamping yang memiliki lubang tengah besar ditengah dengan kelopak indah berwarna merah bata. Perbedaaan lainnya adalah Bunga Bangkai adalah keluarga talas-talasan yang memiliki umbi, batang, akar yang bsa mencari makan  sendiri. Sedangkan Bunga Rafflesia termasuk golongan tumbuhan parasit (marga Rafflesiaceae) yang menyerap nutrisi tanaman induk/inang yakni Tetrastigma (tumbuhan pemanjat dari keluarga anggur-angguran).

Perbedaan Bunga Bangkai dengan Bunga Rafflesia, Sumber http://lipi.go.id/lipimedia

Dimana habitat Bunga Bangkai? Bunga Bangkai tumbuh dibawah kanopi dengan iklim tropis dan subtropis dengan ketinggian antara 120-365 mdpl, hidup dihutan  sekunder, ladang-ladang penduduk, pinggir sungai dan tepi hutan.

Bagaimana perkembangbiakan Bunga Bangkai? Bunga bangkai mengalami dua fase dalam hidupnya yang berlangsung secara bergantian dan terus menerus, yakni fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif di atas umbi bunga bangkai tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya. Hingga kemudian batang dan daun menjadi layu menyisakan umbi di dalam tanah. Fase selanjutnya, generatif yakni munculnya bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yang layu tadi.
Bunga bangkai sulit menyerbuk sendiri sehingga butuh bantuan serangga penyerbuk atau manusia.

Fase Bunga Bangkai, Sumber http://krbogor.lipi.go.id

Apakah Bunga Bangkai ada manfaatnya? Manfaatnya terletak pada umbi yang mengandung glucomannan. Glucomannan gunanya sebagai zat pengental, jelly yang kaya serat, penetralisir kadar gula darah, kesehatan pencernaan, penyerapan zat beracun dalam pencernaan.


Bunga Bangkai sudah masuk dalam IUCN Red List (Kategori dari International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources/IUCN terhadap spesies-spesies makhluk hidup terancam punah) dan dilindungi dengan Peraturan Pemerintah  No. 7 Tahun 1999. Habitat Bunga Bangkai sudah mengalami alih  fungsi menjadi lahan pertanian, perkebunan dan pemukiman.


Bunga Bangkai bisa dibudidayakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Poerba dan Yuzammi (2008), kelestarian Bunga Bangkai bisa dengan bantuan manusia dalam bentuk pembibitan massal dan cepat, misalnya kultur jaringan, dan diikuti reintroduksi di alam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline