Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Berwisata ke Gua Tiangko, Jejak Peradaban Purbakala

Diperbarui: 13 Januari 2020   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Alam Sumatera selalu menantang untuk di jelajahi, begitu banyak gunung, danau, air terjun, gua, rawa. Tergantung ingin tantangan yang bagaimana untuk petualangan anda. Sebagian besar aksesnya bisa dijangkau dengan kenderaan dan juga jalan kaki.  Provinsi Jambi yang berada di pesisir timur bagian tengah Pulau Sumatera juga kaya akan wisata alam. Sarana dan prasarana yang tersedia makin baik sehingga kita bisa mengakses ke berbagai tempat wisata.

Untuk Provinsi Jambi, Kabupaten Kerinci yang memiliki objek wisata terkaya dan menjadi branding (ikon) wisata jambi. Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Propinsi Jambi, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Propinsi Jambi tahun 2018 mencapai 10.887 orang meningkat 5.509 orang (102%) dibandingkan tahun 2017. Kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke Jambi mencapai 2.388.673 orang, naik 231,896 orang (11%) dibandingkan tahun 2017.

Dokpri

Pada 12 Januari 2020 lalu, penulis ingin berwisata kuliner ke Kabupaten tetangga tepatnya di Sungai Manau Kabupaten Merangin yang lagi musim durian. Tidak sekedar ingin menikmati buah durian yang terdapat disepanjang jalan, penulis juga mencari informasi wisata yang terdapat di Sungai Manau. Salah satunya adalah Gua Tiangko.

Penulis yang berdomilisi di Kota Sungai Penuh cukup jauh melakukan perjalanan ke Sungai Manau. Dengan jarak Sungai Penuh -- Sungai Manau +113 Km dengan menggunakan kenderaaan bermotor roda dua. Akses Jalan yang bagus sehingga memakan waktu perjalanan lebih kurang 3 Jam. 

Dokpri

Gua Tiangko terletak di Desa Tiangko, Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Dari Pasar Sungai Manau menuju Desa Tiangko lebih kurang 3 Km dengan akses jalan pengerasan. Setelah tiba di Desa Tiangko dan sampai di lokasi dekat gua, kalau dengan motor bisa langsung ke  Gua Tiangko dan jika menggunakan mobil, cukup 10 menit berjalan kaki ke lokasi.

Dokpri

Gua Tiangko termasuk Cagar Budaya, yang dilindungi dengan UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Gua ini dinamakan Tiangko karena terletak di Desa Tiangko. Dengan luas 206 meter dan lebar bagian depan 4 meter dan bagian belakang 11,5 meter. Pada gua terdapat batu kapiler yang membentuk stalagtit dan  stalagmit dengan berbagai ukuran.

Seperti diketahui stalagtit adalah mineral sekunder yang menggantung di langit-langit gua kapur sedangkan stalagmit adalah batuan yang terbentuk di lantai gua dari hasil tetesan air di langit-langit gua. Dinding-dinding gua bisa dilihat semacam grafiti. 

Dokpri

Dokpri

Gua cukup terang karena mulut gua berukuran besar dengan lantai gua pasir putih bebatuan. Dinding gua berbentuk cerukan yang sudah ditumbuhi. Apakah ada kelelawar? Karena penulis berkunjung di siang hari, penulis menemui dan mencium bau kotoran kelelawar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline