Aksi Pangdam Jaya Dudung Abdurakhman yang menyatroni Petamburan beberapa hari lalu dengan mengerahkan Pasukan Kopssus mengundang kecaman dari berbagai kalangan. Bagaimana tidak, pasukan Kopssus yang notabene merupakan gabungan Pasukan Elit TNI, digerakkan ke Petamburan yang merupakan kawasan basecamp Front Pembela Islam, hanya untuk menurunkan baliho-baliho bergambar Habib Rizieq.
Lazimnya, menurunkan baliho adalah wilayah tugas Satpol PP tetapi dengan komando Pangdam Jaya, tanpa kekecualian Kopssus justeru melakukannya. Banyak yang menganggap hal ini adalah pencideraan terhadap korps Pasukan Elit yang seharusnya bertugas hanya di saat negara dalam keadaan genting. Segenting itukah negara menganggap FPI?
Menanggapi itu, Generasi Cinta Negeri (GENTARI) menyatakan bahwa sikap dan tindakan Pangdam Jaya sangat tidak elok dan menggiring pada perpecahan bangsa. Menurut Ketua Umum GENTARI, Habib Umar Alhamid, seharusnya Pemerintah mengucapkan selamat Datang dan menyambut baik kepulangan Habib Rizieq karena bagaimanapun, Habib Rizieq adalah putera bangsa.
"Akan lebih adem kalau pemerintah menyambut Habib Rizieq dengan baik sehingga akan tercipta konsolidasi dan kedamaian. Bukan malah menyatroninya dengan Pasukan Khusus dan melakukan penertiban baliho secara provokatif."
Upaya provokasi dan mengarah pada adu domba itu menurut GENTARI, tidak akan berhasil karena ketiga unsur tersebut; TNI, Polri dan FPI adalah simbol anak bangsa, anak kandung Ibu Pertiwi. Dalam konferensi pers dengan titel Refleksi GENTARI; Covid 19 dan Hoho Baliho yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal GENTARI; Ustadz Aminuddin, SE, menegaskan, "Kami kelompok yang mencintai negeri, mengingatkan kepada Pengacau Pengacau yang sedang mencoba mengadu domba TNI, Polri dengan FPI... kami ingatkan, adalah mustahil mengadu domba mereka karena ketiga unsur kekuatan itu adalah bersaudara. Ketiganya adalah anak kandung Ibu Pertiwi."
Dalam kesempatan yang sama, anggota GENTARI lainnya; Anhar Nasution yang merupakan mantan Anggota Komisi I DPR RI yang notabene merupakan komisi yang selalu bermitra dengan TNI, menambahkan, "Saya menyesalkan tindakan Pangdam yang membawa TNI pada wilayah yang tidak seharusnya. Dan saya menyeru agar Presiden Jokowi bertanggungjawab terhadap pengerahan pasukan ini." (efes)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H