Sejumlah pedagang Thamrin City menolak membayar service bulanan yang ditagih pihak Pengelola.
"Sejak PSBB kita tidak buka toko dan tidak jualan. Bagaimana bisa kita ditagih harus bayar biaya IPL selama tiga bulan. Tanpa potongan pula," kata Salmah, salah satu pedagang.
Mereka keberatan dan merasa diperas karena di beberapa tempat lain, biaya perawatan bulanan selama PSBB tidak diharuskan bayar penuh alias cuma bayar setengah. Pengelolanya menerapkan kebijakan sesuai standar PSBB.
Maka bersama ratusan pedagang lainnya yang bernasib sama, Salmah menggeruduk kantor Pengelola ThamCit dan menyampaikan keluhannya (29/06). Mereka diterima oleh tim pengelola.
Dalam tuntutannya, para pedagang minta agar mereka diberi potongan 65% sehingga pembayaran tidak terlalu memberatkan selama masa PSBB hingga New Normal yakni sejak April hingga Desember 2020. Juga meminta dihapuskan segala denda kelambatan pembayaran yang belum terbayar selama masa PSBB (April, Mei, Juni).
Adapun pembayarannya akan dibayarkan dengan cara bertahap sampai bulan Desember.Para pedagang jug meminta agar semua fasilitas umum seperti AC, eskalator, lift, listrik dan pintu utama bisa tetap diaktifkan. Sejauh ini Tim pengelola hanya bisa memberi solusi pengadaan listrik tanpa charge. Keputusan lainnya, mereka merasa perlu menyampaikan lebih dulu pada mananajemen perusahaan. Yang jelas, menurut Pak Dhe Rosyid, Koordinator para pedagang, mereka takkan bergeming dari tiga poin tuntutannya.
Beberapa aparat Marinir Gugus Tugas Covid19 yang menyadari kerumunan pedagang, segera menghampiri para pedagang dan mencari tahu hal yang terjadi. Marinir bilang, "Apapun masalahnya, itu urusan kalian dengan pengelola. Kita takkan mencampuri. Itu hak kalian berpendapat. Kita di sini hanya untuk mentertibkan situasi sesuai PSBB saja. Mohon tetap jaga diri dan pakai masker. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H