INDONESIA harus kembali ke UUD '45! Itulah salah satu statemen yang mengemuka di acara dialog refleksi akhir tahun Gentari (Generasi Cinta Negeri) bertajuk Indonesia Milik Kita, Atau Milik Siapa?
Statemen itu dikemukakan dengan tegas oleh Rachmawati Soekarnoputri di acara yang diselenggarakan di sebuah resto di bilangan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Jumat (27/12).
Menurut tokoh politik perempuan yang juga Rektor Universitas Bung Karno (UBK) ini, kerusakan yang terjadi di negeri Indonesia sekarang ini adalah bersumber dari amandemen UUD 45. "Segala sesuatu diubah sesuai kepentingan mereka. Pancasila kehilangan nilainya."
Sementara Fadli Zon yang juga hadir sebagai pembicara, lebih melihat permasalahan berdasarkan nilai standar keberhasilan sebuah negara dengan mengutip prinsip tokoh founding father Mohammad Hatta. Realitanya, menurut Fadli Zon, saat ini memang Indonesia belumlah menjadi milik kita sendiri.
Kebutuhan sandang, pangan dan papan rakyat banyak belum terpenuhi secara layak. Ini sangat menyedihkan. Pembicara lain Salamuddin Daeng, secara lugas dan tegas menyatakan bahwa negara ini milik Taipan. Mengingat hampir seluruh sektor telah dikuasai mereka.
Pernyataan Salamuddin Daeng dibantah keras oleh penanggap dari kalangan aktifis Doly Yatim. Menurutnya, Indonesia adalah milik kita dan akan tetap milik kita.
"JIka saat ini mereka menguasai kita maka itulah yang harus kita perjuangkan untuk merebutnya kembali. Dan yang jelas bahwa tatanan negara kita adalah Pancasila dan Undang Undang Dasar 45, maka kita harus kembali ke UUD 45," tegasnya dan disambut sorak sorai setuju 300 ratusan audiens yang mayoritas adalah Emak Emak.
Sementara pakar geopolitik Hendrajit tidak secara eksplisit menyatakan kepemilikian. Ia menyuguhkan fakta sosio kultural hingga situasi kondisi negara secara keseluruhan untuk bisa dipahami sebagai realitas yang kita semua harus menghadapinya.