Aksi 212 Ditetapkan Sebagai World Ukhuwah Day
PADA tahu nggak sih, bahwa Aksi Bela Islam 2 Desember itu telah menginspirasi Komite Perdamaian Dunia atau The World Peace Committee (TWPC) untuk menetapkannya sebagai Hari Ukhuwah Dunia alias World Brotherhood Day? Kadang disebut pula dengan World Ukhuwah Day, pake nama ukhuwah langsung yang notabene frase dari Bahasa Indonesia dari asimilasi Bahasa Arab.
Presiden TWPC, Yang Mulia Prof. Dr. HE Djuyoto Suntani membenarkannya. Ia bahkan mengirim langsung secara pribadi ke WAku link website tentang penetapan keputusan tersebut. Pernyataan dari yang berkompeten ini dengan sendirinya menepis isu dan sinisme banyak kalangan yang menyebut penetapan hari khusus itu sebagai hoax sebagaimana klaim situs fact checker yang menamakan dirinya pendeteksi fakta kebenaran tetapi membantah fakta tentang penetapan Hari Ukhuwah Dunia atau World Ukhuwah Day.
Menurut Presiden Perdamaian Dunia atau TWPC, YM Mr Djuyoto Suntani, penetapan Hari Ukhuwah Dunia itu atas usulan beberapa negara yang mencermati peristiwa 212. Ketetapan ini didukung oleh 202 negara yang 90 persen non muslim.
Menurut TWPC, ada 9 (sembilan) hal penting dan luarbiasa yang terlihat di peristiwa fenomenal 212 sehingga layak dimonumentalkan dalam sebuah hari khusus untuk tetap diperingati sepanjang tahun.
Pertama, pengumpulan jutaan umat massa secara spontan pada 2 Desember 2016 merupakan peristiwa pertama di dunia.
Kedua, jutaan massa yang berkumpul datang dengan ikhlas atas inisiatif sendiri.
Ketiga, jutaan massa yang berkumpul semuanya untuk menyampaikan suara hati nurani.
Keempat, jutaan massa yang berkumpul semuanya bertanggungjawab atas diri sendiri.
Kelima, jutaan massa yang berkumpul berlangsung tertib, aman dan damai.
Keenam, logistik yang terkumpul semua berasal dari elemen masyarakat. Tidak ada massa yang kelaparan atau kehausan.
Ketujuh, jutaan massa yang berkumpul dengan hening berdoa secara khusu bersama seluruh makhluk di alam semesta.
Kedelapan, jutaan massa yang berkumpul membawa aura sejuk dan kekeluargaan, persahabatan, perdamaian, persaudaraan yang saling menghormati sesama.
Kesembilan, alam semesta di seluruh planet Bumi memberi restu mulia pada jutaan massa yang berkumpul di Monas pada 2 Desember sehingga selesai acara, lokasi bersih rapi. Tidak ada selembarpun sampah yang tersisa. Ini terjadi karena ridha Tuhan dan restu seluruh alam semesta.
Penghargaan yang sangat luarbiasa ini telah dikukuhkan oleh WPC bersama Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai pemilik otoritas tempat penyelenggaraan. Ketetapan ini akan diumumkan pula secara resmi dan publik oleh Presiden TWPC Mr. Djuyoto di acara Reuni 212 tanggal 2 Desember besok. "Saya akan usahakan hadir di acara Reuni 212 besok dan sudah booking Hotel Arya Duta di dekat Monas ," ungkapnya melalui WA.
Nah... saudaraku, Reuni 212 kali ini kayaknya akan menjadi sangat khusus secara Ustad Abdul Somad pun akan hadir dan akan disediakan panggung khusus insya Allah. Padahal sebelumnya beliau tidak pernah dihadirkan. Pula insya Allah di hari H, Imam Besar HRS akan tiba dari Indonesia. Semua fakta menguatkan bahwa ghirah 212 adalah ghirah semesta.
Peristiwa berkumpulnya jutaan umat ini bukanlah sebuah mobilisasi tetapi lebih pada pasrtisipasi setiap individu yang rindu mewujudkan ukhuwah. Biaya perhelatan akbar yang didengungkan sekitar 3 Milyar ini murni berasal dari koleksi dana umat sendiri melalui sumbangan pribadi dan majlis-majlis.
Hal ini bisa dilihat pula dari antusiasme masyarakat yang berlomba membuka posko-posko layanan di area taman Monas yang terdiri dari makanan, minuman, jasa dan layanan secara gratis. Sungguh Aksi 212 memang aksi semesta tentang ukhuwah bukan saja antar mslim tetapi lintas ras. (fs)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H