SEUMUR umur bisnis transaksi online, baru kali ini aku kena petaka. Istigfar. Aku memang kadang naif dan lugu. Aku kira, jika kita selau berbaik sangka dan berbuat baik pada orang lain, tak mungkin pula orang lain menjahati kita. Tetapi, ternyata itu hanyalah filosofiku sendiri. Realitas sejati ternyata lebih kompleks daripada benakku. Beberapa bulan lalu aku begitu excited bakal punya BlackBerry Storm 9550. Wow ! Ini adalah jenis BB yang aku sangat ingin. BB TouchScreen. Maka, ketika aku melihat seorang teman facebook yang merupakan sebuah toko online di Batam, Riau - mengiklankan begitu banyak jenis BB terbaru, aku bertanya dia jika punya BB Storm 9950. Ternyata dia punya. Dan harganya? Jauh lebih murah dari harga di Jakarta. Di Jakarta, BB Storm 9550 dijual sekitar Rp 4.5 juta. Sementara yang dia punya, dijual seharga Rp 2,8 juta. [caption id="" align="alignleft" width="167" caption="BB Storm 9550"][/caption] Ini memang harga fantastis tetapi masuk akal sekali jika didapat dari Batam mengingat Batam adalah surganya barang-barang elektronik yang bisa didapat dengan harga super murah karena Black Market (BM). Dasar inilah yang membuat aku percaya hampir sepenuh hati. Maka, aku pun memesannya dua item sekaligus. Karena, aku ingin menghadiahkan satu lainnya buat suamiku. Dan karena aku ambil dua sekaligus, maka akupun dapat harga pas Rp 5 juta untuk keduanya plus bebas bea kirim. Dan sesuai perjanjian dan transaksi ala online, akupun transfer sejumlah Rp 5 juta itu via BRI atas nama Jhonatan Arif. Dia bilang, begitu dia dapat konfirmasi bahwa aku telah transfer, maka barang akan segera dikirim via TIKI JNE dan aku akan dikiriminya resi. Akupun setuju. Hari itu juga kuminta adikku pergi ke bank dan transfer. Dan setelahnya, ia mengabariku segera. Kabar ini tentu saja segera ku-forward pada penjual itu. Tetapi, satu hal terjadi. Menurut orang itu, ia tak bisa memberikan resinya hari itu karena ternyata karyawannya telah salah mengirim barang. Ia mengirim sekaligus lima item dalam satu paket. Jadi, menurutnya ia butuh jaminan bahwa aku akan mengembalikan tiga item lainnya. Ia minta aku mentransfer lagi Rp 1,5 juta sebagai jaminan. Walaupun aku kira itu agak kurang masuk akal - karena biasanya... tanpa punya resi pun, TIKI JNE akan menyampaikan setiap kiriman langsung pada para pengirimnya. Resi hanya dibutuhkan sebagai alat cek untuk konfirmasi dan 'track' statusnya. Tetapi, karena dia bilang bahwa paket itu sudah di TIKI Depok namun urung diantarkan padaku karena ia meminta TIKI untuk menahannya dulu sebelum aku transfer uang jaminan sesuai yang dia minta. Untuk poin ini, agak sedikit masuk akal. Maka, karena aku pun tak punya pilihan lain, aku menawarnya untuk mengirim hanya sebesar Rp 1 juta saja. Dia setuju. Hari itu pula aku transfer uangnya. Tetapi ketika aku tanyakan resi yang menjadi hakku, ****in' Jhonatan Arif itu bilang bahwa ia harus tahu email dan passwordku di facebook ????? Konon, dia cuma ingin pinjam akunku tuk mengiklankan barang jualannya. [caption id="attachment_136193" align="alignright" width="300" caption="Adakah laporan laporan ini ditindaklanjuti ?"][/caption] Lha... apa hubungannya ????? Kali ini aku yakin 100% bahwa dia telah menipuku. Astagfirullah al adziim... Sementara itu, aku sebenarnya sebelumnya pun sudah menghubungi pihak BRI tentang kecurigaanku atas modus ini. Aku bertanya mereka, sejauh mana keperdulian bank terhadap kasus penipuan yang memakai banknya sebagai fasilitas transfer? Bisakah bank memblokir dana yang tersimpan di nasabah yang mencurigakan itu? Tetapi menurut mereka, bank hanya bisa memblokirnya jika ada surat resmi langsung dari pihak kepolisian yang membuktikan bahwa nasabah itu memang bermasalah. Pihak bank menyarankanku tuk melaporkan segera pada polisi. Yaa... sebagai negara hukum {;)) }... itu memang masuk akal. Aku akan mengikuti prosedur ini. LOL... Sialnya, sampai sekarang tuh profil toko online masih berjaya juga di facebook. Itu adalah Mahkota Batam Shop. Entah bagaimana kinerja kepolisian kita di bagian Cyber Crime. Walaupun aku sudah melaporkannya dan harus bolak balik ke Polda demi menindaklanjuti laporan. Dan entah sudah berapa orang tuh dibikin 'enek' dan dizalimi oleh toko online itu. Ih !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H