Lihat ke Halaman Asli

Faatima Seven

Penulis Moody

Ternyata Orang Indonesia Tuh Seperti Kanibal...

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13911576661312241872

KADANGKALA  kita tak menyadari seperti apa diri kita, hingga datang orang luar yang secara pribadi maupun tradisi... berbeda sama sekali dengan kita. Ini cerita tentang perjumpaan kopi daratku dengan teman dari Polandia; Karolina dan Artur. Karolina itu, menemukanku di aplikasi Online People , sebuah aplikasiyang dikembangkan di facebook.Awalnya, dia mengirimiku sebuah hadiah di aplikasi tersebut. Lantas aku membalasnya dengan hadiah eksklusif; seuntai kalung dengan liontin berbentuk hati.  Kiranya ini membuat dia sangat terkesan lantas mengirimiku permintaan teman. Maka, kita pun berteman dan sering  sharing berbagai hal. Dia Eropa aku Asia... no problem. Dia cenderung  in love dengan Budhisme  dan aku in love dengan Allah... that's mated. Maka, sekitar sebulan lalu dia pun singgah di Jakarta dalam perjalanannya keliling Asia. Wonderful. Perjumpaan kita berjalan sebagaimana kita merencanakannya. Lucu dan menyenangkan. Aku telah berjanji padanya bahwa aku akan mengajaknya makan daging kambing atau Sate. Khusus ini, aku memang sangat ingin menggodanya mengingat dia sangat terkejut ketika kubilang bahwa aku suka makan daging kambing. "Goat? Are you kidding me? You're a crazy, Faati !" katanya di inbok. Aku bilang, tentu saja aku tidak gila. Justeru aku heran kenapa dia tak suka makan daging kambing. "You'll change your mind  once you have eaten it... " kataku meledek. Menurutnya, di Polandia... Kambing tidak untuk dimakan dagingnya tapi diperah susunya, seperti Sapi.  Dan menurutnya, ia hanya sangat suka Susu Kambing. Laaa... lain lagi deh nih. Maka, singkat cerita, setelah menjemputnya di Hotel Tamarin, aku dan Andi Nurfidusia - satu teman Indonesia yang aku rekomendasikan untuk menjadi mutual friends - membawanya ke situs Kota Tua dulu sebagaimana Karolina dan Artur sangat ingin melihat dan menyentuh si Jagur dan berbagai peninggalan tua lainnya. "Remember, the main menu for our lunch or dinner is the goat meat... " kataku mengingatkan mereka sambil mengedipkan mata pada Karolina saat meluncur ke Kota Tua. "Okay... I'm so curious to know and to taste it," sahut Karolina sambil tertawa lepas. Dia menyampaikannya pada Artur dalam bahasa Polish. Artur, pacarnya... terkejut dan  wajahnya memucat. Ia menatapku, "Goat...?" "Yup !" kataku sambil tergelak menutup mulut karena melihat tampangnya yang  'shocked' dengan mata mengerjap. Sepertinya bayangan tentang daging kambing tetap mengganggu pikiran Artur. Ketika memasuki kawasan pelabuhan Sunda Kelapa dan melihat beberapa ekor Kambing dan anaknya sedang merumput... Artur mendesah... "Oh, they are so cute. How can we eat them..." Kata-katanya yang seolah penuh kasih dan sayang, membuat aku dan Nurfidusia Andi tertawa tergelak-gelak. Karolina berusaha menetralisirnya, "It's okay, babe'..." katanya tersenyum. Dan ketika kita selesai melihat si Jagur, kita rehat sebentar untuk minum kopi di Batavia Cafe. Nah, kafe ini juga cukup spesial karena punya minuman khusus Kopi Luwak. Aha ! Ini saatnya menggoda Artur lagi. Hihihiiii... Maka kita berempat pun ngopi. Aku dan Nurfidusia pesan Cappuccino, sementara Artur dan Karolina kita sarankan tuk mencicipi Kopi Luwak  sebagai kopi terbaik di Indonesia dan dunia. Mereka setuju dan penuh antusias karena Artur adalah 'a coffee drinker'. [caption id="attachment_319471" align="alignright" width="270" caption="Artur dan secangkir kopi Luvak"]

1391157737713909116

[/caption] Ketika minuman panas dan harum sudah terhidang, kita pun segera mereguknya penuh nikmat. Dan ketika Artur sedang menghirup dan mereguk Kopi Luwak-nya yang seharga Rp 125 ribu per cangkir... aku menyilakan Nurfidusia tuk menceritakan pada Artur dan Karolina tentang asal usul kopi super nikmat itu. ;) Maka bla bla... Nurfidusia menceritakan pada mereka bahwa biji kopi yang sedang mereka minum itu berasal dari pantat Musang. Upfs ! "So, is this shit...?" Artur mendelik dengan mimik lucu sementara tangan kanannya yang sedang hendak menyodorkan bibir cangkir ke bibirnya... tertahan. "Yes, it is. But it's the best coffee even in the world. Even George Clooney loves it so," kataku masih dengan tawa tertahan. "Well, okay then... this coffee is so tasty..." sahutnya ringan dan segera menghabiskan kopinya. :D Singkat cerita, menjelang magrib, kita mampir ke mesjid Istiqlal karena keduanya sangat ingin mampir ke Istiqlal dan melihat dari dalam keadaan Istiqlal yang sudah mashur di dunia. Seorang panitia mesjid membawa kita berkeliling dan menunjukkan langsung sebuah beduk raksasa yang ditabuhnya hanya ketika Malam Takbir. Artur dan Karolina begitu terpesona melihatnya. Aku mendekati Artur dan berbisik padanya, "Did you know  what the skin to made it?" "NoWhat's that?" tanyanya antusias. "It's the skin of goat..." "What? Really...?" mata Artur membulat, kembali wajahnya membias tak rela. Haha... itu membuatku kembali tergelak. Nurfidusia Andi dan Karolina tertawa serta. Karolina memang tak terlalu terkejut karena aku sudah banyak cerita padanya tentang hal Indonesia sehingga dia  bisa menikmatinya dengan santai. Seharian itu kita jalan bersama dan malamnya, sesuai rencana... kita makan di Taman Ismail Marzuki demi mencicipi Sate Kambing. Melihat irisan-irisan daging Kambing yang disajikan secara spesial dengan tusukan lidi, Artur langsung terkesan. "Wow, looks so good and delicious," kesannya segera. Sepertinya sajian yang bagus dan eksotis  itu membuatnya seketika lupa tentang Kambing dan anaknya yang lucu itu. :))) Malam itu, perkenalan dengan daging kambing berjalan sukses. Baik Artur dan Karolina, keduanya suka sekali sekali dengan Sate Kambing. Hebat.  Artinya, programku mempromosikan daging kambing, sukses ! Esoknya, kita pergi ke Taman Mini. Untuk perjalanan singkat di Indonesia, TMII menjadi wajib dan kudu dikunjungi demi memperkenalkan kebhinekaan Indonesia. Dan memang dua Polish itu sangat terkesan dengan rumah-rumah adat dan tradisi-tradisinya. Terlebih Minangkabau dan Papua, Artur dan Karolina sangat asyik memotret dan dipotret di sana. [caption id="attachment_319472" align="alignnone" width="693" caption="Budaya Indonesia memang sangat kaya"]

13911579472120397506

[/caption] Tiba-tiba Nurfidusia menawarkan kerupuk kulit. Keduanya menyambut dan menikmatinya segera. "Oh, nice..." kata Artur. "You don't know... what this is," selaku pada Artur sambil menunjuk kerupuk. "What's this?" sergah Artur. "It made from a cow's skin," kataku tanpa bisa menahan tawa lagi. "Again? How could it...?" Artur membeliak, ia terlihat tak lagi berselera dengan krupuk itu. Hahaahaa... "You think we  in Indonesia are cannibals and cruel, huh?" sergahku. "Yes ! That's the word !" Artur tertawa. "Everything can be eaten here. And their skins are made for drums and snacks. Even the most delicious coffee in here is from  shit, " cetusnya sambil menggoyangkan kepala. Kita berempat tertawa bersama. Anyway... Tetapi konon, menurut keduanya... di antara semua negara yang dikunjungi dalam lawatan Asia-nya, Indonesia adalah yang paling mengesankan. Sangat friendly dan lovely, katanya. :)))

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline