Lihat ke Halaman Asli

Fatasya Aulya

Sebagai Mahasiwa

Apa Kabar UMKM Trenggalek?

Diperbarui: 9 September 2021   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Apa Kabar UMKM Trenggalek ?

            Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) atau sering disebut Si Kecil yang Berperan Besar merupakan salah satu penggerak dan penopang perekonomian nasional. Selain itu, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja hingga sembilan puluh enam persen menurut CNBC Indonesia, Selasa, 07/07/2020. Dalam fase pemulihan ekonomi ini, pemerintah melakukan enam kebijakan untuk pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang dikemukakan oleh Ekonom Indef Bhima Yudhistira dalam acara Webinar Kebangkitan UMKM Untuk Mendorong Perekonomian Nasional di Jakarta, Senin, 18/01/2021.

             Enam kebijakan tersebut adalah yang pertama memperbaiki akses internet di daerah tertinggal. Karena tidak sedikit pelaku UMKM yang tinggal di daerah tersebut dan ingin memasarkan produk melalui marketplace Indonesia. Kedua, memberikan subsidi internet minimal sebesar 1 GB per hari untuk setiap unit UMKM. Ketiga, memberikan ongkos kirim kepada UMKM yang tergabung dalam marketplace. Keempat, memberikan pendampingan kepada pemilik UMKM agar melek pasar digital. Kelima, BUMN berperan dalam agregator untuk memasarkan produk UMKM secara digital. Keenam, mempertajam pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada UMKM yang inovatif dan produktif.

             Namun, program ini terlaksana kurang tepat sasaran. Sebagaimana PJOK/11 2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional yang jatuh kepada UMKM bukan pengusaha besar. Pengusaha besar lebih berpeluang mengakses relaksasi dengan perbankan karena kedekatan. Apalagi perbankan menginginkan pinjaman kredit yang jauh lebih besar untuk menjaga likuiditas yang mungkin lebih baik dibandingkan pemberian kredit UMKM. Untuk itu, perlu juga kesungguhan pemerintah agar semakin banyak UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital. Ekosistem digital tentu mencakup kondisi konekifitas digital, kecepatan digital, hingga pembinaan digital. Mengingat UMKM yang berhasil tumbuh dengan baik di masa pandemic adalah yang sudah terhubung kepada ekosistem digital.

             Begitu pula dengan pemerintah daerah, khususnya di Kabupaten Trenggalek. Berbagai upaya dilakukan untuk memulihkan prekonomian. Seperti melalui program Lima Ribu Pengusaha Perempuan Baru, Launching Galeri Djoeng sebagai salah satu bangunan yang memasarkan produk UMKM, Pelatihan Vokasional Aneka Kue Bagi Anggota Koperasi, memberikan fasilitas kredit permodalan, hingga mendatangi pelaku UMKM untuk mengadakan sosialisasi terkait pengembangan usaha.

             Namun, dari upaya yang diharapkan memulihkan perekonomian ini ternyata hasilnya tidak maksimal. Tidak sedikit UMKM di Kabupaten Trenggalek yang masih dalam kondisi sebelumnya. Kondisi UMKM dimana tidak ada sentuhan kreatifitas di dalamnya serta pelaku UMKM yang gagap tekhnologi sehingga belum mengenal pasar digital. Selain itu, belum ada gerakan inovatif sehingga pendapatan tiap unit UMKM yang relatif statis.

Dokpri

            Seperti halnya Toko Rizquna, milik Bu Siti, yang berlokasi di Dusun Kranding, Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan. UMKM ini menjual jajanan khas Kabupaten Trenggalek yang dijual kiloan dan masih konvensional. Serta tentunya pasar yang dijangkau juga lebih kecil karena penjualan hanya secara offline. Begitupun dengan tampilan toko, masih seperti dahulu yang tidak ada polesan kreatifitas sehingga kurang memaksimalkan peluang dari lokasi yang tepat berada di tepi jalan raya dimana akan banyak calon konsumen yang memperhatikan.

             Di Kabupaten Trenggalek sendiri, sektor UMKM merupakan salah satu sektor yang mampu bertahan di tengah pandemi. Untuk mempertahankannya, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah memberikan bantuan berupa dana stimulus ekonomi. Sayangnya, program ini terlaksana secara tidak merata dan kurang tepat sasaran. Dimana yang mendapatkan dana stimulus tersebut adalah unit UMKM yang memiliki relasi dengan petugas atau bertempat tinggal di sekitar daerah kota saja yang mungkin lebih mudah diketahui oleh penyalur dana.

             Diamping itu, pemerintah daerah juga memberitan BLT (Bantuan Langsung Tunai) untuk mengambangkan usahanya. Namun, langkah ini tidak ditindaklanjuti dengan adanya pendampingan. Sehingga dana yang diberikan belum dapat dipastikan untuk memperbaiki kondisi UMKM dari penerima dana bantuan. Seharusnya, selain pemberian dana stimulus ekonomi, juga dilakukan pembinaan terkait cara pengembangan usaha secara bertahap dan berkala serta pendampingan salah satunya terkait ekosistem digital. Adanya program pembinaan ini sangat penting karena sudah saatnya UMKM mengerti digitalisasi seperti pemasaran online.

 Apalagi di masa pandemi yang membatasi interaksi social secara langsung. Karena berdasar data dari CNCB Indonesia, Selasa, 07/07/2020 bahwa UMKM yang sudah go digital mampu meningkatkan pendapatan hingga seratus enam puluh lima persen dan tidak hanya itu, produktivitasnya juga dapat meningkat hingga seratus tujuh belas persen. 

Di masa pandemi, go digital adalah jalan paling efektif. Dengan bekerjasama dengan marketplace Indonesia atau pembuatan user friendly untuk UMKM maka langkah ini dapat menjadi solusinya. Sudah saatnya UMKM menjadi prioritas karena menopang perekonomian daerah bahkan nasional yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. Sehingga dengan membantu UMKM, maka perekonomian daerah juga membaik dan tingkat pengangguran tentunya akan berkurang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline