Lihat ke Halaman Asli

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10.... Garuda (Masih) di Dadaku

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

MENGHARAPKAN sedikit oleh-oleh atau kejutan atau apalah namanya dari Bahrain, malah kita mendapatkan rekor kekalahan terbesar yang sangat memalukan bagi tim nasional kita di era millenium.

Empat Pinalti, Dua Kartu Merah dan Sepuluh gol yang kesemuanya ke gawang kita adalah drama akhir pada pertandingan terakhir tim kebanggaan kita INDONESIA pada kualifikasi Piala Dunia 2014 Brazil saat bertandang menghadapi Bahrain.

Bahrain yang butuh kemenangan banyak gol (minimal Sembilan gol) untuk lolos ke babak empat. Walaupun pada akhirnya mereka tidak jadi lolos karena to Qatar berhasil menahan Iran 2:2 di Taheran.


Ya sudah, bagi seluruh pecinta sepakbola Indonesia baik yang bergembira, yan berduka, yang miris, yang acuh, yang malu... Ya sudah, terima saja, inilah sepakbola kita.

Imbas dari perpecahan stackholder, dualisme kompetisi, sampai pelarangan oleh PSSI (FIFA belum melarang!) merekrut pemain-pemain yang bermain di Turnamen ISL, inilah hasilnya.

Miris memang, tapi kita sepatutnya tetap mendukung timnas kita, walaupun sebagian sedang berpuasa mendukung. Kalau saya sih melihat-lihat saja.

Bagi yang masih senang perpecahan ini, selamat berpecah belah, samapi terpecah-pecah.

Hening cipta dimulai.

Jangan banyak berdebat.

Garuda masih didadaku.


Yok, nonton Stand Up Comedy Show saja.... Biar puas ketawanya dan punya alasan bukan ngetawain timnas, nanti dikira nggak nasionalis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline