Lihat ke Halaman Asli

Fatah Saiful Anwar

Guru terbaik adalah pengalaman

Muhammad SAW Idolaku

Diperbarui: 13 April 2022   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Dalam program Ramadhan yang diadakan oleh Kompasiana, salah satunya adalah program "Samber" salah satu rubrik khususnya adalah bertemakan Meneladani Rasulullah SAW. Tema ini merupakan tema favorit umat Islam mengingat pentingnya bagi seorang Muslim untuk meneladani Nabi.

Bagaimana kita dapat mengidolakan Nabi Muhammad sedangkan kita tak pernah berjumpa dengannya. Maka jawabannya adalah "terkadang Cinta itu tak butuh alasan" disinilah terdapat letak "spirit power" dari Nabi Muhammad SAW. Sehingga banyak dari umat Islam yang mencintainya tanpa alasan apapun. 

Namun apakah Cinta kita akan diterima jika tanpa alasan? Jika cinta kita curahkan dalam ungkapan Sholawat, maka Sholawat tersebut akan diterima oleh Nabi SAW, karena Sholawat adalah ungkapan cinta seorang muslim kepada Rasulullah SAW dan sebagai penyambung batin antara keduanya. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: Tidak ada seorang pun yang membaca Salam kepadaku kecuali mengembalikan Ruh kepadaku hingga aku menjawab salamnya (HR. Abu Dawud dan Baihaqi)

 Dalam sebuah riwayat hadist Nabi Muhammad SAW suatu ketika Ubay Bin Ka'ab berkata kepada Nabi: Wahai Rasululloh sesungguhnya saya ini yang paling banyak bersholawat kepadamu! Maka berapakan yang engkau inginkan? Nabi menjawab : Terserah kamu! Kemudian Ubay bertanya lagi, apa seperempat (umur). Nabi menjawab: Terserah kamu jika bisa lebih itu lebih baik! Apa setengah (umur) tanyau Ubay kembali. Nabi menjawab: terserah kamu, jika bisa lebih itu lebih baik! Apa  sepertiganya? Tanya Ubay kembali. Maka Nabi menjawab: terserah kamu, jika bisa lebih maka itu lebih baik. Jadikanlah seluruh hidupmu untuk bersholawat kepadaku! Ketika kamu bisa melakukannya maka akan dicukupkan keinginanmu dan diampuni dosa-dosamu. 

Riwayat di atas bisa dipahami bahwa Nabi amat menghendaki umatnya agar bershalawat kepadanya.

Setelah bersholawat, selanjutnya apa? Sebagai umat muslim maka wajib hukumnya untuk mengidolakan Nabi Muhammad SAW. Adapun Sholawat sendiri bisa bermakna ganda, yakni pertama mengucapkan Sholawat Nabi secara lisan dan makna kedua adalah meneladani Nabi Muhammad SAW. Bagaimana caranya?

Suatu ketika Aisyah RA ditanya oleh Sahabat Nabi bernama Ibnu Qatadah: bagaimanakah Akhlak Nabi Muhammad SAW. Aisyah menjawab: "Kaana Khuluquhul Qur'an" (akhlak Nabi adalah Al-Qur'an) Nabi adalah Al-Quran berjalan. Oleh karenanya Nabi Muhammad dijuluki "Uswatun Hasanah (Qs. Al-Ahzab : 21).

Cinta kepada Nabi akan menjadi lebih sempurna lagi jika seorang telah bersholawat secara lisan dan meneladani tingkah perilaku Nabi Muhammad SAW. Bagaimana caranya? Maka bacalah Al-Quran lalu pelajari makna kandungannya kemudian diamalkan. Tidak lupa juga mempelajari riwayat-riwayat hadist yang menggambarkan bagaimana Nasihat Nabi (Qouliyyah), Perilaku Nabi (Fi'liyah) dan Ketetapan Nabi ( Taqririyyah).

KH. Musthofa Bisri menggambarkan akhlak Nabi sebagai 

"Manusia yang paling mengerti manusia dan paling memanusiakan manusia" 

Sollallohu 'Alaa Muhammad". Semoga kita termasuk umatnya yang dapat meneladaninya. Amin YRA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline