Lihat ke Halaman Asli

Fatah Saiful Anwar

Guru terbaik adalah pengalaman

Ramadhan Karim

Diperbarui: 8 April 2022   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan adalah salah satu bulan paling istimewa bagi umat Islam seluruh dunia, Rahmat dan keberkahannya melimpah ruah tidak hanya untuk umat Islam saja tapi juga dirasakan oleh umat manusia secara umum. Bagaimana tidak dalam bulan suci Ramadhan ini semua orang muslim ataupun nonmuslim terutama pedagang - pedagang makanan ataupun kebutuhan lainnya seperti pernak pernik lampu mengalami peningkatan yang signifikan.

Seperti tema yang penulis angkat, tulisan ini akan mengulas 2 hadist saja yang syarat akan makna. Dengan dua hadist ini kita khususnya umat Islam akan dapat menjalani Ramadhan dengan penuh makna. Hadistnya adalah sebagai berikut:

1. Hadist Kemuliaan Ramadhan

" ketika datang bulan Ramadhan maka dibukalah pintu- pintu surga, di tutuplah pintu-pintu neraka, dan dibelenggu (diikatnya) Syetan- syetan". 

Makna pertama, pintu surga terbuka lebar, karena setiap amalan akan dilipat gandakan, selain itu peluang untuk berbuat baik sangat terbuka lebar.

Makna kedua, pintu neraka tertutup karena kemaksiatan-kemaksiatan menjadi lemah potensinya. Yakni karena berpuasa manusia menjadi lemah syahwat hawa nafsunya akan kegiatan maksiat tersebut.

Makna ketiga, syetan-syetan berhenti pada bulan ramadhan dari tugas mereka yakni membisiki manusia agar berbuat buruk. Namun perlu digaris bawahi bahwasanya. Jiwa manusia sebelum digoda oleh syetan. Ia telah memiliki dorongan atau anasir syaitoniyahnya. Maka jangan heran jika pada saat ramadhan pun masih ada kemaksiatan berjalan. Oleh karena itu penting kita ketahui siapa pemenang di bulan Ramadan ini.

Seperti sabda Rasulullah SAW. Bahwa:

"Manusia yang cerdas adalah yang bisa mengendalikan hawa nafsunya, dan beramal untuk kepentingan setelah mati. Sedangkan orang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya"

Maka jangan pernah berkata "godaan hawa nafsu kita sangat kuat, tetapi memang kebanyakan dari kita sudah lemah duluan pertahanannya. Jadi siapakan pemenangnya, jiwa syaitoniyah kita atau jiwa malakutiyah kita?

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita semua Amin YRA.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline