Lihat ke Halaman Asli

Bonifasia Hoar

Linguistik - Universitas Pendidikan Indonesia

Sebuah Fenomena Abad-20: Record, Upload, Share

Diperbarui: 11 Maret 2022   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perkembangan teknologi mempunyai banyak manfaat dan tingkat kemudahan yang luar biasa terhadap mengkases data informasi atau aktif dalam menggugah data.  Peran media sosial bukan hanya sarana komunikasi namun digunakan sebagai bentuk representasi individu melalui aktivitas merekam, menggugah dan membagikan hasil unggahan tesebut.  Tentunya hal ini sangat bermanfaat jika digunakan secara bijak dalam bidang tertentu misalnya dalam perdagangan atau seni.

Sebuah riset yang dilakukan oleh Nasrullah (2015) dalam lembaga We are Social menunjukan bahwa jumlah pengguna intyernet dan media di Indonesia Cukup tinggi sekitar 15% tentunya angka ini telah meningkat secara signifikan yaitu We are Social Indonesia baru-baru ini melaporkan bahwa penggunanaan media sosial di Indonesia mengalami peningkatan yaitu mencapi 21 juta antara tahun 2021 dan 2022 dan data ini tentunya akan terus meningkat karena hampir semua orang ingin menjadi bagian dari arus ini.

Penggunaan media sosial tidak hanya memudahkan kegiatan komunikasi dan pertukaran informasi namun juga memberikan pengaruh didalam masyarakat didalam kehidupan nyata dengan adanya pergeseran makna dan nilai dari sejatinya sebuah fenomena  menjadi lebih luas pada konteksnya. Dalam siklus berselancar di media sosial record-upload-share memperluas makna dari konteks yang ingin di presentasikan oleh pengguna. Studi mengenai konstruksi makna yang dibangun dalam sosial dalam pandangan Alfred Schutz bahwa sekiranya terjadi “because of motive dan in order to motive”. Artinya bahwa dalam tindakan seseorang terhadap suatu pengalaman dilakukan karena adanya harapan atau tujuan yang mendasari tindakan tersebut.

Dalam studi linguistik kaitannya dengan makna merupakan bentuk representasi dari dunia yang dialami oleh seseorang. Ahli semantik  Saeed (2016), mengatakan bahwa kemampuan seseorang dalam menginterpretasikan dunia tergantung pada mental proses mengenai realita dunia nyata. Dalam hal ini kaitannya bahwa manusia mempresentasikan makna berdasarkan pengalaman yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Manusia dalam memproses dari pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, manusia dan pengalaman yang terjadi dalam diri manusia di era kehidupan sekarang akan lebih berarti jika pengalaman tersebut bisa dilihat oleh banyak orang yang kemudian dirasa memberikan kepuasan atau sebuah validasi sosial.

Ketika seseorang mengguggah sesuatu ke dalam data global media sosial maka beberapa aktivitas secara alami akan terjadi yaitu melihat siapa saja yang memberikan tombol like dan siapa saja yang memberi komentar dan kegiatan ini menghabiskan waktu untuk berselancar di media sosial, seolah membentuk pola bahwa makna dari suatu pengalaman belum utuh bermakna ketika belum mengalami proses pengugugahan dalam media.  Fidller (2003) dalam konsep mediamorfosis bukan hanya teori pikiran dalam diri manusia tapi merupakan proses evolusi teknologi dalam komunikasi. Peran bahasa sebagai alat komunikasi utama baik secara lisan maupun lisan menjadi bahasa digital yang digunakan dalam penggunaan media sosial yang dibangun dalam tanda, simbol, dan representasi dari kehidupan nyata.

Tentunya hal ini tidak terjadi dalam setiap pengguna media sosial namun aktivitas merekam atau memotrert dan menggugah ke media sosial seperti hal yang tidak bisa dipisahkan lagi dari masyarakat baik berupa gambar, tulisan atau sekedar sebuah ungkapan basa-basi. Noah Harari, seorang sejarawan dalam bukunya “ Homo Deus : A Brief History of Tomorrow” (2017) mengatakan bahwa ada semacam moto baru dalam kehidupan zaman sekarang yaitu : “If you experience something-record it. If you record something-upload it. If you uploading something-share it”. Dengan demikian perkembangan teknologi memperluas makna suatu pengalaman yang dialami manusia secara objektif maupun subjektif dalam konteks penggunaan media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline