Himpunan Mahasiswa Islam atau disingkat HMI, merupakan sebuah organisasi berbasis mahasiswa islam yang lahir di era pasca kemerdekaan negara Indonesia. Sejak awal kelahiranya, HMI ini telah mengidentifikasikan diri sebagai organisasi kader, organisasi yang pola pendidikanya adalah menyiapkan generasi selanjutnya menjadi pemimpin pemimpin terbaik.
Menurut analisa Komisariat Lafran Pane dalam kegiatan Leader Camp pada tahun 2019 di Kabupaten Semarang, Pola perkaderan HMI terbagi menjadi 2 yaitu pola perkaderan kelembagaan dan pola perkaderan non kelembagaan. Perkaderan kelembagaan diartikan sebagai segala peralatan di dalam organisasi HMI baik berupa konstitusi, Kegiatan kegiatan, Training ke HMI-an dan keputusan serta kebijakan pengurus HMI di semua lini baik di Pengurus Besar, Badan Koordinasi, Cabang, dan Komisariat.
Sedangkan yang di maksud Perkaderan non kelembagaan adalah bagaimana Kader lama memberi arahan kepada kader kader baru di HMI yaitu arahan teknis dan konseptual yang bersifat ideal.
Menjadi sebuah tantangan HMI saat ini adalah pola kaderisasi yang berangsur angsur melemah, standarisasi kegiatan kegiatan mulai menurun, keputusan yang tidak tegas, kebijakan yang ngawur dan di rumuskan tidak berdasarkan kebutuhan kader, serta tidak taat nya kader terhadap aturan organisasi.
Fakta lapangan ini harus sesegera mungkin di tekan, dan di perbaiki satu demi satu, jengkal demi jengkal. Tidak kemudian di biarkan dan di perparah keadaanya.
Menjadi isu yang banyak diangkat pula, bahwasanya hari hari ini Komisariat menjadi seperti lembaga yang linglung, buta jalan dan kerap kali jadi bahan guyonan oleh organisasi kemahasiswaan setingkat. Hal ini terjadi sebagaimana yang telah disampaikan diatas, yaitu lemahnya sendi sendi perkaderan di HMI. Selain hal itu, Komisariat seringkali dipecah konsentrasinya bahkan oleh banyak kepentingan individu kader HMI sendiri di dalam organisasi yang menyebabkan macetnya produktivitas perkaderan.
Oleh karenanya, hari ini HMI sangat membutuhkan semangat berproses dari seluruh kadernya. Bagaimana seorang kader setidaknya meluangkan waktunya beberapa menit untuk sekedar melancarkan aksi aksi penyelamatan organisasi, diimbangi dengan kapasitas intelektual dan kedewasaan dalam ber-HMI. Bagaimana Cabang mampu memahami kebutuhan dan tantangan komisariat, sehingga tercipta sebuah sistem dan kekuatan yang memang seharusnya ada di lingkungan ini dalam rangka pemaksimalan HMI di wilayah wilayah kampus.
Semangat gotong royong inilah, yang saya kira mampu menyelesaikan banyak persoalan di dalam Himpunan Mahasiswa Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H