Karena ternyata bukan pelukan yang menghangatkan, tapi air mata yang menenangkan. Bukan mereka yang salah, hanya aku yang belum tahu kebenaran. Bukan Tuhan yang menjatuhkan, hanya kakiku saja yang belum sanggup berdiri dengan lagkah tegap sempurna. Dan hidup bukan untuk menyalahkan keadaan, hanya aku saja yang punya banyak keterbatasan.
Mungkin aku yang terlalu peka terhada rasa. Tapi aku menangis untuk diriku sendiri, bukan meminta perhatian, bukan. Apalagi belas kasihan, aku bukan yang suka menunjukkan kelemahan. Menjerit dalam tangisan, itu hanya kebiasaan. Kamu tahu? Itu yang menguatkan, yang membuatku masih bisa bertahan.
Jadi, bukan seperti yang kamu pikirkan. Bukan karena kehilangan satuan, atau menginginkan sentuhan. Ini hanya tentang bagaimana caraku menguatkan. Bukan karena aku berlebihan.
http://fasihhradiana.blogspot.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H