Kesukaan akan sepatu seperti ini melanda Eropa pada akhir abad ke-14.
Agar bentuknya tidak berubah, ujungnya diisi lumut. Sepatu ini kemudian dilipat ke atas agar pemakainya dapat berjalan. Tetap saja pemakainya mengalami masalah sakit kaki.
Dimulai pada abad ke-16, laki-laki dan perempuan Kerajaan Ottoman pergi ke hammam atau tempat mandi umum.
Mereka biasanya menggunakan bakiak mandi atau "qabqib" dalam bahasa Arab.
Pergi ke hammam adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, dan pada mulanya bakiak mandi dibuat agar penggunanya dapat berjalan di atas lantai yang kotor, panas dan licin.
Akan tetapi barang ini kemudian menjadi bagian model dari sepasang "qabqib" kayu tinggi yang digunakan di Mesir pada ke-19 ini.
Dengan hiasan kerang dan logam, bakiak setinggi 28,5cm ini menjadi sepatu tertinggi pada pameran terbaru museum V&A\'s, London yang berjudul Shoes: Pleasure and Pain.
Bakiak ini harus dapat memastikan penggunanya yang kaya raya, terlihat lebih tinggi dibandingkan pengguna hammam yang lain.
Penulis:
Fasahat Rafay Ahyan
Santri Al Nahdlah IBS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H