Masyarakat kini sedang dihebohkan dengan istilah "New Normal". New normal memungkinkan masyarakat untuk beraktivitas normal di tengah pandemi Covid-19 ini dengan syarat tetap mengikuti protokoler kesehatan. Selain itu, new normal juga dianggap sebagai salah satu bentuk pemulihan ekonomi dan telah dikaji oleh Kemenko Perekonomian. Secara bertahap toko, mall, cafe, dan fasilitas umum akan dibuka. Tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi, tentunya kebijakan ini memiliki pengaruh di bidang pendidikan.
Semenjak diberlakukannya WFH (work from home), kegiatan belajar mengajar pun dilakukan secara online atau daring. Tentu terdapat banyak kendala yang dirasakan mulai dari akses internet, metode yang kurang efektif, keterbatasan gadget, dll. Namun, hal itu dilakukan demi keselamatan kita dan mengurangi risiko penularan Covid-19. Dengan adanya New Normal, masyarakat diperbolehkan untuk kembali melakukan aktivitas secara langsung atau tatap muka termasuk bekerja dan bersekolah.
Banyak yang menilai kegiatan belajar mengajar secara daring dirasa kurang efektif. Namun, disisi lain terdapat kekhawatiran jika kegiatan belajar dilakukan secara normal di sekolah atau kampus karena jumlah korban yang terinfeksi virus corona terus bertambah hingga menyentuh angka 26.940 (Data covid.go.id per 1 Juni 2020). Belum terdapat kejelasan teknis yang diberikan oleh pihak sekolah atau universitas tentang kegiatan belajar selanjutnya.
Namun, terdapat beberapa pihak yang mulai menginformasikan sistem pembelajaran yang akan dilakukan semester depan salah satunya Universitas Padjadjaran. Ibu Prof. Dr. Rina Indiastuti, M.SIE. selaku rektor memaparkan kegiatan pembelajaran dan kemahasiswaan semester ganjil 2020/2021 pada acara Rilis Konsolidasi Terbuka "Satu Hari Bersama Ibu" 20 Mei lalu. Disitu tertera bahwa jika memang peraturan PSBB memiliki pelonggaran, maka akan diterapkan model online-tatap muka (blended learning).
Kita ambil contoh dari Unpad, apabila blended learning benar diberlakukan, lembaga pendidikan perlu mempersiapkan teknis yang jelas dan detail sehingga penyebaran virus tetap bisa dikendalikan. Tentu terdapat kekhawatiran jika hal itu terjadi. Kekhawatiran ini sudah terjadi di Korea Selatan. Setelah sekolah kembali dibuka, jumlah positif corona kembali bertambah. Alhasil, kegiatan belajar pun kembali dilakukan secara online di rumah.
Lantas, bagaimana para pelajar harus mempersiapkan diri untuk menjalani new normal?
Selain dari pemerintah dan lembaga pendidikan, tentunya pelaksanaan new normal harus didasari atas kesadaran diri sendiri dalam mengikuti protokoler kesehatan. Kita harus selalu menjaga kebersihan, rajin cuci tangan, dan menghindari kerumunan. Barang--barang yang harus disiapkan dan dibawa nantinya antara lain
1. Masker
Sejak awal maraknya virus corona ini, masker menjadi salah satu benda wajib yang harus dikenakan untuk menghindari penularan virus. Jangan lupa membawa masker cadangan dan menggantinya setiap hari!
2. Sabun Cuci Tangan
Kita harus selalu menjaga kebersihan dengan mencuci tangan. Jika tidak ditemukan sabun di tempat umum, kita dapat tetap mencuci tangan menggunakan sabun yang kita bawa di tas.