Lihat ke Halaman Asli

Satu Pilihan

Diperbarui: 24 Mei 2022   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Hembusan angin pagi membuatku terbangun dari pulau kapuk. Akupun teringat hari ini adalah hari dimana untuk melajutkan sebuah kompetisi. Segara mungkin aku mandi dan bersarapan supaya tidak terlambat datang ke lokasi. Jam 9 pagi aku berpakaian rapi untuk menuju lokasi. Setiba di lokasi aku menunggu antrian untuk berfoto. 

Beberapa menit kemudian itu giliranku. Setelah berfoto aku memasuki ruangan dan duduk sesuai nomor urug yang sudah di sediakan. Waktu sudah menunjukkan jam 10.30 panitia menjelaskan sebuah aturan sebelum tes di mulai. 

Hitungan 3 2 1 sebelum mengerjakan tes aku berdoa terlebih dahulu supaya di berikan kelancaran dan kemudahan. Tes tersebut di berikan waktu 1 jam untuk mengerjakan. Akupun mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
Satu jam sudah berakhir.
.........

Singkat Cerita....
Seorang Duta memberikan sebuah Pertanyaan kepada peserta.
" Siapa yang memiliki kontributor 100%" ucap Kak Duta.
Melihat tidak ada seorang yang mengangkat tangan. Aku tidak tanggung-tanggung mengangkat tangan dan maju kedepan.
Sebelum menjawab Pertanyaan aku di minta Kak Duta untuk perkenalan.
"Perkenalkan nama saya Farhan sajid dari Unisnu Jepara" jawabku
"Nama yang bagus sekali, oiya panggilan siapa" tanya kak Duta
"Dipanggil Farhan boleh Sajid juga boleh" sahutku
"Sajid kontributor apa saja yang akan kamu lakukan jika kamu Terpilih Menjadi duta" tanya kak Duta
Akupun menjawab dengan tegas.
Kak Duta basa basi denganku
"Gimana soal yang kamu kerjakan tadi"
"Alhamdulillah ada yang sulit dan ada yang Mudah"
"Berapa soal yang sekirannya benar?"
"Ya tidak tahu kak, karna tidak semua yang saya kerjakan benar"
"Wanita yang paling cantik disini siapa"
"Semua wanita itu cantik kak tidak ada yang jelek"
"Sajid, coba kamu pilih satu dari beberapa ini".
Akupun memilih salah satu diantara semua itu. Yang aku pilih adalah dia. Diapun maju kedepan. Setelah itu aku diminta kak duta untuk berkenalan. Selang beberapa waktu aku mendapat challenge dari kak Duta untuk berpuisi untuk dia akan tetapi puisi tersebut harus ada Unsur genrenya. Aku di beri waktu berfikir 1 Menit. Tak lama kemudian aku berpuisi. Karna tak ada persiapan ya hanya beberapa bait saja. Aku ingat satu sajak terakhir untuk dia.
"Ratu, kau adalah generasi untuk masa depan"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline