Lihat ke Halaman Asli

Teman Lama

Diperbarui: 22 November 2018   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Teman Lama

Suara rintihan hujan turun semakin membuatku merasa nyaman duduk di sebuah kursi tua beserta secangkir teh hangat untuk menemaniku di pagi hari itu. "Driinggg, driingg" hp-ku bergetar layaknya tuhan memberikan petir kepada bumi. "Do, mission abort, we go to Cafe in 3 p.m".

Itu Aldi, temanku sejak kelas 3 sd yang jarang membuat semua orang tertawa melihat tingkah konyolnya. Tapi kali ini dia sering melakukan hal konyolnya itu karena satu alasan yang tidak boleh seorangpun tahu katanya. Jam di tangan sudah mau bertuju pada arah timur dan tandanya aku harus pergi ke Cafe yang sudah dijanjikan dengan temanku, Aldi.

Waktu demi waktu telah berlalu dan orang yang kutunggu tidak kunjung datang juga, kemana lagi engkau pergi wahai Aldi?. ..... "Mas, mas, apakah betul anda teman dari saudara Aldi?" tepokan singkat di bahu yang membuat ku sadar kembali setelah ingin tertidur dari kursi Cafe itu, seorang wanita yang berpakaian lusuh itu seperti orang ketakutan, "Ehh, iya mba, Kenapa ya?". Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba wanita itu pergi saja meninggalkanku tanpa sebab. Dan sontek, akupun mengejar dia tanpa pikir panjang.

Mondar-mandir kesana-kesini, tak juga kunjung akumenemukan wanita lusuh itu. Saat aku sedang menoleh kiri kanan untuk mencari wanita itu lagi, tiba-tiba ia berdiri tepat di hadapanku dan segera menamparku dengan sangat kencang. "Bruakkk", terbangunlah aku dari mimpi singkatku tentang wanita berpakaian lusuh itu.

"Do, do, lo oke ga? I lihat, you kaya orang ketakutan half mampus gitu" tanya Aldi yang dari tadi sudah menunggu aku selama 15 menit karena tertidur. "Eh elo, Di, udah makannya? Kalo kurang nambah aja" jawabku dengan singkat, "Hah? Eat what dodol, orang dari tadi I nungguin lo sleep, ngigo aja lo ini" pintas Aldi. Tanpa lama-lama, ia segera memberikan segelas air putih untukku.

"Iya Do, jadi gitu, lo bisa ga help help gua lah, count count beramal". "Iya Di ntar gua pikirin dulu, kalem aja". Dan segeralah aku pulang menuju kosanku. Itulah Aldi, temanku yang kalau ngomong suka memasukan bahasa Inggris atau yang kita kenal sebagai bahasa Jaksel.

Bintang-gemintang menggelantung di langit itu, tak terasa angin malam sudah banyak menusuk-nusuk tulangku, "Tringgg", "Gimana Do? Bisa ga? Gua ga bisa ngelakuinnya sendiri do", sepucuk notif Line masuk dari Aldi. Aldi memintaku untuk membantu menyelesaikan skripsinya. Aku tahu, Aldi sudah 6 tahun menetap di kampusnya, dan aku tahu kalau dia benar benar minta tolong sesuatu dengan serius pasti tidak ada logat Inggrisnya. "Iya di, gua kesana sekarang, bentar ya siap siap dulu" Aku tancap gas dengan cepat pergi ke rumahnya.

Di tengah perjalanan, entah kenapa motor kesayanganku selama 4 tahun ini tiba-tiba mati sendiri tanpa sebab. Ku lihat jam di tangan sudah menunjukan pukul 11 malam, namun dengan keramaiannya di Jalan Asia Afrika, Bandung itu menolong segala kekhawatiranku dengan gelap gulitanya malam hari. Saat ku sedang meminggirkan motor ke pinggir jalan terdekat, aku melihat sosok wanita yang datang menghampiri dengan maksud ingin membantuku.

"Mas kenapa motornya?" tanya wanita itu, "Oh, ini mba gatau saya juga tiba-tiba mati" jawabku seadanya, "Emang masnya mau kemana?" "Saya mau kerumah temen saya mba, Aldi, mau bantuin dia ngerjain skripsinya" "Hah? Aldi Prajanegara?" tanya wanita itu dengan kaget, "heeh iya mba, ko kaya kaget gitu? Mba juga kenal temen saya?" "Loh mas, itu orangnya ada di belakang mas" senggal wanita itu lagi. Tanpa pikir panjang, aku langsung mencoba menyalakan motorku sebisa mungkin dan langsung pergi meninggalkan wanita aneh itu.

Setibanya aku di rumah Aldi, lagi lagi aku melihat sosok wanita lagi, namun ini wanita yang kala itu menamparku di Cafe, dan bedanya adalah hal ini nyata bukan lagi mimpi. "lohhhh, mba bukannya yang nampar saya di cafe ya" tanya ku dengan heran, "hihi iya mas, mas nyari Aldi ya?" jawab wanita lusuh itu, sontak aku kaget bagaimana aku bisa bertemu orang dalam mimpi dan tahu tujuan aku kesini, "i.iiiya mba" jawabku gugup, "Aldi Prajanegara kan udah meninggal 2 bulan yang lalu, mas ngapain kesini" "Hah? Meninggal? Ga mungkin mba, orang kemarin saya ketemu sama dia, masih ngobrol sama dia" penggal ku seakan tidak percaya. "Lah itu orangnya ada dibelakang motor mas".............

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline