Part I
Namaku Pradipta biasa dipanggil oleh teman temanku Dipta, awalnya aku tidak ingin menceritakan kisah ku disini. Tetapi ada orang yang bilang jika aku menceritakan kisah ku mungkin akan menarik. Aku menulis ini saat lagi malam, ditemani secangkir kopi hitam dan sebungkus rokok Marlboro putih yang sudah kubakar, kata orang sih agar semakin mudah mencari inspirasi. Sekarang aku sedang menjadi mahasiswa di sebuah universitas daerah Tangerang. Aku lahir di Jakarta, tepatnya daerah Jakarta Barat hari kamis kata ibuku, padahal aku tidak percaya cuma karena kata Ibuku maka aku percaya saja. Saat ini aku lupa apa saja yg aku lakukan saat aku lahir ke dunia ini, cuma kata Ibuku sih saat aku lahir aku menangis. Jadi aku tidak menceritakan sejauh itu tapi aku akan menceritakan yang ku ingat saja. Saat masih TK aku bersekolah di suatu TK didaerah jakarta, bertemu teman teman setiap hari membuatku senang dan gembira saat itu. Setiap hari tidak ada kata malas bersekolah karena ya tujuanku adalah bertemu teman temanku disana. mengenal teman baru, belajar membaca, menulis, menghitung adalah pekerjaanku saat masih TK. Senangnya adalah orang tua ku bangga saat aku bisa membaca, menulis, dan berhitung. lalu setelah lulus dari TK aku melanjutkan Sekolah Dasar di daerah Jakarta juga, tapi hanya sampai kelas 1 semester 1, dalam waktu singkat tersebut aku belum memiliki cerita bahkan aku belum mengenal semua teman teman sekelasku saat itu. Kelas 1 semester 2 aku melanjutkan SD di daerah Tangerang dikarenakan Ayahku pindah tempat kerja yang tadinya di Jakarta, berpindah di Tangerangm Saat baru pindah ke Tangerang aku fikir disini tidak seseru di Jakarta. Aku bersekolah di sebuah SD disana. Aku diperkenalkan oleh guruku didepan teman temanku yang saat itu sedang belajar pelajaran yang aku belum pernah mempelajarinya di Jakarta yaitu bahasa sunda. Aku awalnya sangat bodoh pelajaran tersebut, tapi karena ibuku adalah orang bandung akhirnya aku diajari olehnya sampai aku tidak bodoh bodoh amat dalam pelajaran tersebut. Saat aku SD aku senang bertemh teman teman baruku, aku sering bermaun sampai ngebolang ke sawah dan kemana mana. Aku selalu dimarahi Ibuku saat pulang dengan keadaan kotor karena abis bermain dari sawah Setelah aku menghabiskan masa masa bermainku di SD, aku lulus dan masuk SMP. disini aku baru mengenal yang namanya berpacaran dan aku menemukan temanku yang mungkin sekarang menjadi sahabatku yaitu devan namanya. Awal aku kenal dengannya aku diajak membeli jajanan baso yang ada didepan SMP ku. Karena aku tidak tahu jika membeli jajanan diluar itu dilarang, aku ikut saja dengannya. Dan ternyata benar, saat aku ingin masuk kedalam sekolah aku sudah ditunggu oleh guru yang ada disana. Aku dihukum push up yang sekarang aku baru sadar jika ingin menjadi sahabat tidak perlu berkenalan dengan cara yang baik. berkenalan dan dihukum saja cukup bisa menjadi perkenalan yang tidak bisa dilupakan. Saat di SMP aku mulai sering dihukum dan dimarahi oleh guru guruku. aku cukup tidak kaget sih karena ya mungkin aku memang cukup nakal saat itu. Disini aku mulai sering tawuran saat pulang sekolah dan menjadikan pelajaran tambahan mungkin saat di SMP. Pulang sekolah, aku dan teman temanku sudah menunggu angkutan umum khusus yang akan mengantarkan pulang,tapi sebelum pulang aku sering bentrok dengan murid sekolah lain dan abang akutan umum sudah biasa akan hal itu. Jadi ya aku melakukan hal itu dengan semangat juang yang tinggi. sampai akhirnya aku memiliki pacar yang melarangku melakukan tawuran. awalnya aku tidak mendengarkan pacarku karena ya memang kegiatan yang aku lumayan suka sih. tapi akhirnya mungkin karena aku baru tau yang namanya jatuh cinta akhirnya aku ya menurut saja daripada dia marah. Setelah itu aku cukup lama berpacaran dengannya bahkan sampai saking aku baru mengenal cinya dengannya, aku meminta teman dekatku saat SD yang bernama Dimas untuk mengantarku kerumahnya naik sepeda, padahal rumah ku dan rumahnya terhitung sangat jauh. Mungkin pepatah yang bilang 'namanya cinta rumah jauh pun dibilanh searah' itu benar adanya. Akhirnya saat memasuki kelas 3 SMP aku dan pacarku sudah mengakhiri hubungan kami. Alasannya saat itu aku tidak mengerti cuma ya aku menghargai keputusannya saja. Aku tetap meneruskan sekolahku disana sampai akhirnya aku lulus dari tempatku bersekolah. Saat aku meneruskan sekolahku ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA aku mulai menemukan jati diri dan mungkin aku menemukan orang yang sangat berarti untuk hidupku. Dan kisah ini yang akan aku ceritakan selanjutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI