Selasa (24/6/2014) siang, pihak keluarga seniman legendaris Betawi, almarhum Benyamin Sueb, bersama ratusan orang lagi yang bergabung dalam Benyamin Sueb Fans Club (BSFC) dan Komunitas Pecinta Benyamin Sueb (KPBS), serta pihak Bens Radio, berunjuk rasa terhadap pihak TransTV , yang berkantor dan berstudio di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan. Mereka memprotes isi Yuk Keep Smile (YKS)episode Jumat, 20 Juni 2014. Menurut mereka, acara komedi yang ditayangkan langsung oleh stasiun televisi tersebut memuat aksi yang menghina pemilik nama panggilan Bang Ben tersebut.
Dalam episode itu, untuk menghilangkan rasa takut Caisar Putra Aditya pada anjing, hypnotherapist Ferdian Setiawan Setiadi atau Ferdians Setiadi menghipnosis bintangYKS tersebut. Caisar disugesti untuk melihat anjing sebagai hewan yang lucu seperti Benyamin.
"Ini penghinaan yang luar biasa, ini kejahatan social media di dunia broadcast," kata putra ketiga Benyamin, Biem Benyamin, sesudah mengadakan pertemuan dengan pihak TransTV.
"Suka enggak suka, saya minta agar ditindak tegas," tekan Biem.
Dari pertemuan tersebut, pihak keluarga Benyamin dan penggemar Benyamin mengaku tak mendapat hasil yang memuaskan.
"Hasilnya enggak ada, nol. Kami disambut dengan rombongan Trans yang tidak menunjukkan iktikad baik. Ini bukan sekali dua kali, tapi berkali-kali. Ini terjadi penghinaan berkali-kali, tapi tidak ada tindakan punishment terhadap orang-orang yang terlibat di YKS. Artinya, hanya ada pembicaraan dan itu akan terus berulang," ujar seorang warga Betawi yang juga penggemar Benyamin, JJ Rizal.
"Benyamin itu hanya pintu masuknya aja. Berkali-kali ada pelecehan dan penganiayaan di acara YKS," lanjut Rizal.
Menurut Biem, bukan sekali ini saja Benyamin dilecehkan dalam lawakan YKS.
"Kami wakili ke dalam, sampaikan sikap kami ke Trans. Sebenarnya, yang disampaikan JJ Rizal ini sudah titik puncaknya. Ini sudah berkali-kali. Almarhum itu dulu diibaratkan ular, sekarang dengan binatang anjing," ujar Biem.
Lawakan YKS pun dinilai tidak mendidik oleh Biem.
"Kita lihat ini tidak etis dan tidak mendidik sekali," kata Biem.