Lihat ke Halaman Asli

Farrel Al

Mahasiswa

Mahasiswa HKN UM Mengadakan Kuliah Kerja Lapangan ke Banyuwangi - Bali untuk Mengeksplorasi Kebudayaan sebagai Upaya Penguatan Nilai Kebangsaan

Diperbarui: 19 Oktober 2024   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Sebelum Keberangkatan/dok. pri

Penulis : Panitia KKL Babali 2024

Banyuwangi-Bali, 17 Oktober 2024 -- Mahasiswa Departemen Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Negeri Malang angkatan 2022 mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Banyuwangi dan Bali selama lima hari, dari tanggal 13 hingga 17 Oktober 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk mengeksplorasi kebudayaan dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan, sesuai dengan komitmen terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 11, yaitu Kota dan Komunitas Berkelanjutan.

Pada tanggal 13 Oktober 2024, rombongan mahasiswa yang berjumlah 130 mahasiswa dengan didampingi 8 dosen pembimbing lapangan (DPL) berangkat dari Universitas Negeri Malang menuju ke Banyuwangi untuk memulai rangkaian acara KKL. Mereka berangkat dengan menggunakan 4 armada bus dari 27 trans dan dipandu oleh pihak travel dari Surya Negara Tour and Travel. Rombongan mahasiswa berkumpul di depan Graha Rektorat Universitas Negeri Malang dan mulai meninggalkan Malang pada pukul 22.30 WIB.

Hari Pertama: Kunjungan ke Taman Nasional Baluran dan Desa Adat Osing Kemiren di Banyuwangi

Pada tanggal 14 Oktober, mahasiswa telah tiba di Banyuwangi untuk memulai rangkaian KKL Babali tahun 2024. Destinasi pertama, yaitu Taman Nasional Baluran di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Di sana, mereka belajar mengenai pelestarian alam dan pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan. Kawasan ini dijuluki "Little Africa" karena hamparan savananya yang luas, dan menjadi salah satu upaya konkret dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Pada siang harinya, mahasiswa tiba di Desa Adat Osing Kemiren, Banyuwangi, yang dikenal dengan kekayaan adat dan tradisi uniknya. Mereka disambut dengan tarian tradisional dan upacara adat sebagai bagian dari kegiatan pelestarian budaya lokal dan diterima oleh para tetua adat disana. Mahasiswa mendapatkan wawasan tentang cara masyarakat Osing menjaga harmoni antara budaya dan lingkungan alam, salah satu poin penting dalam SDGs 11.

Foto : Kunjungan Desa Adat Osing Kemiren/dok. pri

Foto : Kunjungan Taman Nasional Baluran/dok. pri

Hari Kedua: Kunjungan ke Desa Adat Panglipuran dan Desa Adat Tenganan Pengringsingan, Bali serta Acara Promnight di Pantai Jimbaran

Perjalanan berlanjut pada tanggal 15 Oktober ke Desa Adat Panglipuran di Kabupaten Bangli, Bali, yang dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia. Desa ini menjadi model penerapan keberlanjutan dan pengelolaan komunitas yang harmonis dengan lingkungan. Mahasiswa belajar tentang sistem tata ruang yang menjaga kelestarian alam dan mempertahankan adat-istiadat setempat. Selanjutnya mahasiswa mengunjungi Desa Adat Tenganan Pengringsingan, salah satu desa Bali Aga yang mempertahankan tradisi kuno. Di sini, mereka mempelajari cara pengelolaan komunitas yang masih kental dengan adat purba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline