Lihat ke Halaman Asli

farras brln

Mahasiswa IPB University

Mahasiswa KKN-T IPB Gandeng Peternak Desa Sukamaju Ubah Kotoran Kambing Menjadi Pupuk Organik Cair

Diperbarui: 9 Agustus 2023   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa IPB University jalani KKNT-I dengan lakukan sosialisasi dan demonstrasi POC bersama peternak Desa Sukamaju (Mahasiswa IPB/Dokpri)

Mahasiswa KKN-T IPB University mensosialisasikan serta mendemonstrasikan pembuatan pupuk organik cair (POC) berbahan dasar kotoran kambing bersama para peternak dan petani di Majelis Cikaret, Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 21 Juli 2023 pukul 14.00 WIB. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Perwakilan dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Dusun Cikaret dan masyarakat sekitar. 

Program kerja ini dilakukan dengan tujuan memaksimalkan manfaat dari kotoran kambing serta mengurangi dampak pencemaran yang disebabkan oleh kotoran tersebut. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan limbah ternak menjadi pupuk organik cair secara mandiri. 

Alfiana, mahasiswa dari jurusan Teknologi Hasil Ternak dan Nada Adinda Pebriana dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis mensosialisasikan dan mendemonstrasikan mengenai pupuk organik cair yang berasal dari limbah peternakan, yaitu feses kambing sehingga diharapkan mampu menjadi alternatif pupuk pertanian. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat POC, diantaranya kotoran kambing, EM4, molase, air, ember, pengaduk, karung, dan plastik besar. Kotoran kambing yang digunakan berasal dari peternakan warga setempat, sedangkan bahan lainnya dapat ditemukan dengan mudah di toko pertanian. 

Mahasiswa IPB University jalani KKNT-I dengan lakukan sosialisasi dan demonstrasi POC bersama peternak Desa Sukamaju (Mahasiswa IPB/Dokpri)

"Pembuatan POC ini cukup mudah. EM4 sebagai starter bakteri dan molase sebagai nutrisi bakteri tersebut dicampurkan di dalam ember. Setelah tercampur, kotoran hewan yang sudah diikat dalam karung dimasukkan ke dalam ember kemudian ember ditutup menggunakan plastik. Ember  diletakkan di tempat yang teduh dan didiamkan selama 21 hari. Setiap 3 hari sekali, gas dalam ember dikeluarkan dengan cara melonggarkan ikatan penutup ember." Ujar Alfiana. 

Bapak Nur, Perwakilan Kelompok Tani Hutan (KTH) Desa Sukamaju mengapresiasi program kerja sosialisasi pupuk organik cair ini. "Para penduduk dusun cikaret merasa terbantu dengan adanya program ini. Masyarakat pun sangat antusias terhadap program ini."

Salah satu perwakilan dari peternak yang hadir juga mengemukakan pendapatnya serta memberikan masukkan  mengenai program kerja ini. " Program ini cukup bagus karena tidak hanya teori saja tetapi juga mengadakan demonstrasi sehingga materi yang dijelaskan lebih mudah dipahami. Saran dari saya, mungkin untuk selanjutnya limbah dapat diolah menjadi produk yang berfungsi sebagai pestisida atau pembasmi hama."

Setelah dilakukannya sosialisasi, mahasiswa IPB University menyerahkan bahan pembuatan POC kepada para peternak untuk dilanjutkan pengaplikasiannya. Selain itu, diberikan poster untuk dijadikan referensi pembuatan POC serta cara penggunaannya bagi peternak di Dusun Cikaret, Desa Sukamaju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline