Lihat ke Halaman Asli

Warisan Geologi yang Terancam Punah Kawasan Batuputih Samarinda

Diperbarui: 2 Januari 2024   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kawasan Batu Putih merupakan perbukitan yang tersusun dari batupasir, batulumpur, dan batugamping. Bukit ini terletak di kawasan Samarinda Ur kota Samarinda. Nama White Rock mungkin berasal dari batu kapur berwarna keputihan yang menempati kawasan tersebut. Batu kapur ini biasa disebut dengan  batu gunung. 

Penambangan batuan telah lama dilakukan di situs ini  dan masih berlangsung hingga saat ini, terutama batu gamping dan batuan gunung yang merupakan batuan utama penyusun  perbukitan tersebut. Bukit Batu Putih menjadi bukti nyata bahwa kota Samarinda pernah dibanjiri air laut pada zaman dahulu. Hal ini ditandai dengan kandungan batu kapur yang tinggi. Batuan ini terangkat ke permukaan bumi melalui proses geologi yang terjadi jutaan tahun lalu. Batu kapur merupakan batuan yang umumnya terbentuk dari akumulasi sisa-sisa cangkang, karang, dan biota laut. 

Kebanyakan batu kapur terbentuk di perairan dangkal dan hangat dengan arus tenang. Lingkungan ini  ideal bagi organisme untuk membentuk cangkang dan kerangka kalsium karbonat  sebagai sumber zat pembentuk batu kapur. Ketika organisme ini mati, cangkang dan kerangkanya terakumulasi dalam sedimen, kemudian menjadi fosil dan menjadi batu kapur. Selain itu, penulis juga mengumpulkan beberapa sampel batuan di kawasan tersebut untuk  analisis fosil guna mengetahui umur relatif batuan tersebut dan lingkungan pengendapannya. Analisis fosil batu kapur mendukung klaim di atas.

Batuan tersebut berumur Miosen awal hingga pertengahan Miosen  atau sekitar 20 hingga 15 juta tahun yang lalu dan diendapkan di sekitar terumbu karang atau di lingkungan laut dangkal dengan gelombang sedang. Keunikan batu kapur Bukit Batu Putih sudah dikenal di kalangan peneliti bumi lokal dan internasional. Hal ini disebabkan banyaknya dan keragaman fosil di situs ini.

Peneliti menyelidiki batuan dan fosil dari Bukit Batu Putih untuk memperbarui pengetahuan geologi dan memperjelas sejarah terbentuknya Cekungan Kutai, yang meliputi kota Samarinda. Cekungan Kutai merupakan  cekungan geologi dengan potensi sumber daya alam terbesar di Indonesia, antara lain minyak bumi, gas, dan batubara. Mengingat sejarah geologi Bukit Batu Putih dan pentingnya  penelitian geosains, maka sudah selayaknya dilakukan kegiatan konservasi di kawasan ini. Keberadaan bukit ini semakin terancam akibat penambangan batu kapur. Penambangan terjadi hampir setiap hari. Alat berat masih digunakan di pertambangan sampai sekarang. 

Salah satu tindakan konservasi tersebut adalah dengan menetapkan situs tersebut sebagai situs warisan geologi. Menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 Tahun 2020, warisan geologi bertujuan untuk melindungi dan melestarikan nilai warisan geologi sebagai catatan sejarah geologi, baik dulu maupun sekarang. Dapat dijadikan sebagai objek penelitian. Pendidikan kebumian dan geowisata. Pelestarian kawasan ini  juga bisa dilakukan  Kota Samarinda dalam rangka penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). 

Situs ini dapat diusulkan sebagai cagar geologi. Pasalnya, banyak warga  sekitar perbukitan yang memanfaatkan air tanah berupa sumur atau sumur gali untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, bencana geologi seperti batu runtuh dan tanah longsor mungkin terjadi di Bukit Batu Putih. Kemiringan  bukit ini sangat curam. Bukit Batu Petit merupakan situs warisan geologi yang berpotensi sangat berharga. Sisa-sisa fosil yang beragam di bukit tersebut menceritakan kisah geologis pembentukan bumi dari masa lalu hingga saat ini. Faktanya, percakapan antara penulis dan beberapa ahli geosains mengungkapkan bahwa keberadaan fosil-fosil ini juga dapat memberikan pencerahan tentang paleoklimatologi dan perubahan iklim global.

Selain berbagai fosil dan sejarah geologi, Bukit Batu Putih juga menyuguhkan pemandangan indah Kota Samarinda dan sekitarnya. Lokasi ini merupakan salah satu yang tertinggi di pusat kota Samarinda. Oleh karena itu, menjadi destinasi wisata dimana Anda dapat menikmati pemandangan alam dari ketinggian, dan kini dikenal dengan sebutan geowisata. 

Menurut Sutan dkk (2017), kawasan Batu Putih mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata karena memiliki keunikan dari segi geologi, jenis tumbuhan dan budayanya. Tak jauh dari tempat ini terdapat  aspek geologi lain yang menarik untuk dikunjungi dan dipelajari. Ini adalah gunung lumpur yang terletak sekitar 1,5 km dari Bukit Batu Putih. 

Gunung lumpur ini memuntahkan lelehan lumpur dari dalam bumi pada waktu-waktu tertentu. Lumpur mungkin keluar secara perlahan, seperti air mengalir, atau mungkin keluar dengan kuat, seperti air mancur. Potensi peninggalan geologi tentunya harus dilestarikan. 

Penambangan batuan gunung dan perluasan pemukiman penduduk menjadi ancaman terbesar terhadap keberadaan situs warisan geologi ini, dan penggolongannya sebagai situs warisan geologi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral serta pendaftaran Kota Samarinda dalam Peraturan Menteri ESDM. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline