Kepribadian merupakan hal yang begitu penting dari seorang pemimpin, karena kepribadian dapat mereleksikan bagaimana orang bertingkah laku, umumnya dalam keseharian dan khususnya dalam dunia kerja.
Big five personality model adalah teori sifat dan faktor dari kepribadian yang didasari oleh analisis faktor. McCrae dan Costa (1992) melihat bahwa sifat dari kepribadian itu yaitu bipolar dan mengikuti distribusi lonceng. Karena kebanyakan orang akan memiliki skor yang berada dengan titik tengah dari setiap sifat, hanya ada beberapa orang yang memiliki skor pada titik tersebut.
Big five personality dikemukakan oleh Costa dan McCrae (1992) dalam Klang (2012) struktur dasar atas 5 faktor utama, kelima dimensi itu adalah Neuroticism, Extroversion, Openness to experience, Agreeableness, and Conscientiousnes. Model ini ada dari analisis faktor yang kata sifatnya digunakan untuk menggambarkan kepribadian dan dari analisis faktor berbagai tes dan skala kepribadian yang setara.
1. Neuroticism
Pribadi yang tinggi skornya cenderung akan lebih mudah menjadi cemas, tempera mental, mengasihani diri, sangat sadar akan dirinya sendiri, emosional dan rapuh terhadap adanya gangguan yang berhubungan dengan stres serta peka terhadap yang namanya kritik namun kepribadiannya yang memiliki skor rendah karena orang tersebut akan lebih memiliki sifat yang lebih tenang, tidak trempamental dan juga selalu puas dengan diri sendiri. Hubungannya dengan seorang pemimpin adalah ketika neuroticism yang tinggi maka dapat mengurangi kepuasan kerja.
2. Extraversion
Extraversion berhubungan dengan tingkat kenyamanan dan sebuah hubungan, seseorang dengan kepribadian ekstrovert cenderung suka berteman,tegas dan ramah namun introvert sebaliknya cenderung akan lebih pendiam, suka sendiri dan pemalu. Extraversion cenderung dikaitkan dengan cara seseorang menggunakan rasionalnya dan cara bagaimana mengatasi permasalahannya, extroversion yang memiliki skor rendah akan memiliki sifat yang cuek, pendiam, penyendiri, serius, pasif dan tidak mempunyai cukup kemampuan dalam mengekspresikan emosinya.
3. Conscientiousness
Orang yang memiliki sifat conscientiousness yang tinggi adalah orang yang bertanggung jawab, terorganisir dengan baik, teratur dalam sikap oekerjaannya, dapat diandalkan dan orang yang sangat gigih. Sedangkan orang memiliki sifat conscientiousness yang rendah cenderung tidak memiliki tujuan yang jelas, tidak teratur, kurang dapat dipercaya atau tidak dapat untuk diandalkan, pada umumnya orang yang memiliki skor tinggi dalam dimensi ini memiliki sifat yang berkerja keras, peka terhadap suara hati, tepat waktu dan tekun, namun sebaliknya ketika seseorang memiliki sifat dalam dimensi ini yang rendah cenderung tidak terorganisasikan, tidak mempunyai tujuan dan mudah menyerah.
4. Agreeableness
Dimensi ini mengacu pada kecenderungan untuk tunduk kepada orang lain, orang yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi maka orang tersebut memiliki kooperatif, hangat, penuh kepercayaan atau mudah percaya pada orang lain, murah hati, suka menolong namun sebaliknya ketika seseorang memiliki sifat rendah maka kecenderungan dingin, tidak mudah patuh, antagonistik penuh curiga, pelit dan tidak ramah. Jika pemimpin yang memiliki agreeableness yang tinggi makan pemimpin dapat menjadi pemimpin yang dapat memberi motivasi terhadap karyawannya.