Dr. Ir. Diah Krisnantuti, MS., Ir. MD. Djamaludin, M.Sc., Sifa Istiqomah, Farrah Rohmatul Ummah, Muhammad Dhiyaul Fakhri, Khairani Kholbi Nur Aisyah, Muhamad Yoga Ibrahim
Banyak persepsi buruk mengenai lingkungan kumuh, tanpa mengetahui arti yang sesungguhnya. Lingkungan kumuh sendiri didefinisikan sebagai suatu keadaan lingkungan dimana hunian dengan kualitas yang tidak baik, dan tidak layak huni. Hal tersebut dicirikan dengan kepadatan bangunan sangat tinggi dengan luasan yang sangat terbatas serta rawan penyakit. Tidak hanya itu, kualitas bangunan yang sangat rendah menjadikan kualitas udara di sekitarnya pun demikian. Lingkungan yang kumuh digambarkan juga dengan lingkungan yang padat huni, dimana penduduk melebihi 500 orang per Ha, kondisi sosial ekonomi masyarakat rendah serta sarana dan prasarana tidak memenuhi standar teknis dan kesehatan.
Cara mengetahui bagaimana pengambilan keputusan dalam keluarga yang tinggal di lingkungan kumuh dilakukan dengan survey pada individu atau komunitas yang berada atau dekat dengan lingkungan kumuh. Berdasarkan 24 responden, diketahui bahwa 87.5% responden menjawab bahwa individu, teman, atau saudara ada yang tinggal di sekitar lingkungan kumuh tersebut. Sementara, 12,5% responden menjawab bahwa tidak berada di lingkungan kumuh. Pada pertanyaan lain, yaitu cara pengambilan keputusan dalam keluarga yang tinggal di lingkungan kumuh, hasil yang diperoleh dari total 24 responden menunjukkan sebanyak 58,3% responden cara pengambilan keputusan dalam keluarganya didominasi oleh pilihan orang tua, sebanyak 29,2% responden menyatakan bahwa keputusan dalam keluarganya diambil melalui jalan tengah dan kesepakatan yang disampaikan masing-masing anggota keluarga, sedangkan sisanya menyatakan keputusan ada di tangannya sendiri dan terkadang mengikuti pilihan orang tua.
Lingkungan kumuh sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan lingkungan sangat mempengaruhi karakter dan sikap seseorang, baik secara langsung, maupun tidak langsung, dan secara sadar maupun tidak sadar. Lingkungan kumuh mempengaruhi suatu perubahan keputusan terutama pada kondisi darurat. Misalnya terdapat anggota keluarga yang membutuhkan pengobatan secara cepat dan diharuskan untuk pergi ke rumah sakit, maka diperlukan pengambilan keputusan secara cepat, namun karena ketidakkonsistenan dari kepala keluarga yang memikirkan beberapa kendala, sehingga anggota keluarga yang harus mendapatkan pengobatan menjadi tertunda.
Bagaimana proses pengambilan keputusan yang efektif?
Hubungan antara pengambilan keputusan dan upaya untuk mengatasi masalah sangat erat. Keputusan yang berkualitas adalah keputusan yang mampu menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, pilihan yang berhasil adalah pilihan yang diambil dan dieksekusi secara efektif. Pilihan yang efektif harus memenuhi kriteria berikut: kualitas keputusan, penerimaan oleh bawahan, dan ketepatan waktu. Dasar-dasar pengambilan keputusan terdiri atas intuisi, pengalaman, fakta, otoritas, dan logika. Proses pengambilan keputusan terdiri atas:
1. Penentuan tujuan atau sasaran (terjadi revisi).
2. Mencari berbagai alternatif.
3. Membandingkan dan evaluasi alternatif.
4. Memilih diantara alternatif.